Kerusuhan konvoi kampanye di sejumlah daerah di DIY ditindaklanjuti dengan evaluasi pengamanan pilkada
Harianjogja.com. JOGJA-Bentrokan antarsimpatisan pasangan calon (Paslon) pilkada yang terjadi saat kampanye, Minggu (22/11/2015) menjadi bahan evaluasi Polda DIY dalam melaksanakan pengamanan pilkada.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Ini baru mau kita anev [analisisi dan evaluasi] pengamanan pilkada,” kata Kepala Bagian Operasional Polda DIY AKBP Kushariyanto saat ditemui usai rapat koordinasi penyelenggaraan pilkada di Kepatihan, Senin (23/11/2015).
Kushariyanto mengatakan dalam bentrokan yang terjadi pihaknya sudah meminta keterangan sejumlah saksi, namun belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka.
Menurutnya, Polda DIY sudah membentuk enam tim pengamanan pilkada yang tugasnya mobile setiap hari selama 24 jam secara bergiliran ke tiga kabupaten yang menyelenggarakan pilkada.
“Kita kerahkan 2/3 kekuatan mengamankan pilkada,” kata dia.
Jumlah personel pengamanan sebanyak 3.101 orang, dengan rincian di Sleman 1.360 orang, Bantul 1.047, dan Gunungkidul 693 orang.
Wakapolda DIY Kombes Pol Abdul Hasyim Gani mengakui sudah melakukan antisipasi terjadinya bentrokan antarsimpatisan pendukung paslon. Hanya, menurutnya, bentrokan itu terjadi di diluar wilayah pengamanan atau bukan di lapangan yang menjadi lokasi kampanye.
“Konvoi enggak mungkin kita kawal semua,” katanya. Dia juga berjanji akan menindak tegas konvoi dalam kampanye yang tidak mematuhi aturan.
Diketahui bentrokan antarpendukung paslon tak terhindarkan di tiga lokasi di Bantul, Sleman, dan Kota Jogja. Atas kejadian tersebut sebanyak sembilan orang terluka, sejumlah kendaraan dirusak massa.