SOLOPOS.COM - Seorang anak perempuan membawa panci di sebuah kamp pengungsi di Rakhine, Myanmar, Selasa (11/10/2012). Kekerasan meletus pada Juni 2012 antara etnis Buddha Rakhine dan Rohingya, menewaskan sedikitnya 77 orang dan mengakibatkan 75.400 orang mengungsi. (Reuters)

Seorang anak perempuan membawa panci di sebuah kamp pengungsi di Rakhine, Myanmar, Selasa (11/10/2012). Kekerasan meletus pada Juni 2012 antara etnis Buddha Rakhine dan Rohingya, menewaskan sedikitnya 77 orang dan mengakibatkan 75.400 orang mengungsi. (Reuters)

RAKHINE – Bentrokan antarsekte kembali terjadi di wilayah barat Myanmar, tepatnya di Rakhine. Kerusuhan yang dimulai Minggu (21/10/2012) malam dan menyebar ke empat kota ini menewaskan tiga orang, serta membumihanguskan 400 rumah, biara dan masjid pada Selasa (23/10/2012).

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Rakhine adalah rumah dari Rohingya, etnis minoritas Muslim yang mengatakan mereka dianiaya oleh militer Myanmar selama beberapa dekade. Pertikaian yang berkepanjangan antara penganut Buddha dan minoritas Rohingya ini dimulai lima bulan lalu dan telah berusaha diselesaikan oleh Presiden Thein Sein dengan pemerintahan demokratisnya.

Pemerintah telah menyatakan status siaga untuk kedua kota itu dengan pernyataan Perdana Menteri yang menginstrusikan tim medis untuk ditemani petugas keamanan ketika berkunjung ke kota itu.

Situasi di wilayah ini telah menjadi begitu tegang sejak Mei lalu ketika polisi menangkap tiga  pria Muslim terkait kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita Buddha. Dua dari tiga pria dihukum mati dan orang ketiga menggantung dirinya sendiri ketika dalam penjara.

Berita kejahatan ini tampaknya menyulut ratusan orang menyerang sebuah bus di Rakhine pada Juni lalu, membunuh 10 orang Islam yang ada dalam bus itu. Kekerasan terus menyebar di bagian utara wilayah itu, menyebabkan pengrusakan ribuan rumah dan kematian puluhan orang.

Pemerintah menyatakan status siaga di wilayah Rakhine, sehingga militer terpaksa dikirimkan untuk menertibkan. Ratusan orang Rohingya mencoba menyeberang perbatasan menuju Bangladesh tapi tidak berhasil.

Bangladesh mengatakan sudah terlalu banyak pengungsi Rohingya, kurang lebih 300.000 pengungsi kini hidup di negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya