SOLOPOS.COM - Ilustrasi situs dewasa (Dok)

Solopos.com, CAMBRIDGE – Apa yang terjadi jika seseorang terlalu sering menonton film porno? Sebuah riset dari University of Cambridge menyebut terjadi kerusakan otak yang sama dengan yang dialami para pecandu narkoba pada otak para pecandu film porno. Pada stadium lanjut, volume otak pecandu film porno bakal semakin mengecil.

Dilansir Reuters, Kamis (10/7/2014), pimpinan peneliti University of Cambridge, dr. Valeria Voon mengatakan timnya menemukan kesamaan antara kondisi otak pecandu film porno dengan pecandu narkoba. Hal ini bisa dilihat dari aktivitas otak yang terjadi.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Voon menyebut keduanya memiliki problem psikologis yang serupa. Mereka biasanya tidak bisa mengontrol diri untuk memenuhi hasratnya, yang satu untuk film porno dan satu lagi untuk obat-obatan.

Peneliti juga menemukan bahwa 1 dari 25 orang dewasa termasuk dalam compulsive sexual behavior atau lebih dikenal sebagai pecandu seksual.

Meski begitu, Voon enggan memberi label pada orang yang keseringan menonton film porno dengan sebutan pecandu. Pasalnya antara “pecandu” film Porno dan narkoba jelas berbeda.

Voon mengatakan timnya telah melakukan pemantauan pada 19 pasien laki-laki yang diklaim memiliki kecanduan seksual dibanding dengan peserta lainnya. Pasien ini sudah menonton film porno sejak kecil dan terus meningkat hingga dewasa.

Pasien kemudian diminta untuk menonton film porno atau sejenisnya. Saat menonton, aktivitas otak mereka dipantau dengan Functional Magnetic Resonance Imaging (FMFRI) untuk memantau kadar oksigen yang mengatur kegiatan otak.

Dari hasil pantauan, tiga daerah otak pasien ini lebih aktif. Tiga lokasi ini adalah ventral striatum, sisi belakang cingulate depan (anterior), dan amygdala. Aktifnya tiga lokasi otak ini juga terlihat pada pecandu narkoba.

Kondisi Psikologis

Kecanduan pornografi adalah kecanduan yang paling sulit untuk diobati, karena kecanduan ini menyerang “jantung” kemanusiaan. Hal ini karena seksualitas merupakan pendorong utama dari kepentingan manusia.

Layaknya kecanduan bahan kimia, pecandu pornografi cenderung menggantikan sesuatu hal yang penting dengan seks atau bentuk lain dari pornografi. Kecanduan ini sama saja dengan kecanduan bahan kimia yang dikategorikan sebagai penyakit otak. Selain itu, otak manusia ternyata bisa jadi tidak berfungsi jika terlalu sering melihat sesuatu yang berbau porno.

Tetapi berbeda dengan anak dan remaja, kecanduan pornografi pada orang dewasa cenderung lebih sulit diatasi. Kecanduan ini bahkan lebih sulit dibandingkan kecanduan alkohol atau narkoba.

Pada dasarnya orang yang kecanduan pornografi merasakan hal yang sama dengan pecandu narkoba, yaitu ingin terus memproduksi dopamin dan endorfin (bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik). Tetapi pecandu pornografi bisa memenuhi ‘kebutuhan’ barunya itu dengan lebih mudah, kapan pun dimana pun, bahkan melalui handphone. Akhirnya, ini akan lebih sulit dideteksi dan diobati ketimbang adiksi narkoba.

Untuk dapat menghentikan kecanduan pornografi, dibutuhkan kejujuran dan kesadaran. Pecandu pornografi harus mampu jujur mengakui bahwa ia kecanduan dan ingin menghentikan kebiasaannya tersebut. Jika benar-benar ingin berhenti, simak laman berikut: Ingin Menghilangkan Kecanduan Nonton Film Porno, Ini Caranya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya