SOLOPOS.COM - Tulisan Welcome to Geopark Gunungsewu terpampang di jalur bokong semar di Jalan Jogja-Wonosari, Kecamatan Patuk, Rabu (7/5/2014). (JIBI/ Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Kerusakan lingkungan terjadi di Ponjong

Harianjogja.com, JOGJA — Kondisi Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Pegunungan Sewu kian kritis. Belum usai tindakan reklamasi paska-penambangan di kawasan sekitar Pantai Ponjong di Kecamatan Ponjong, titik lainnya kini kembali dieksploitasi. Bukan untuk ditambang, melainkan kali ini oleh investasi besar dalam bidang properti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dituturkan oleh Direktur WALHI Yogyakarta Halik Sandera, kehadiran sebuah perusahaan di Pantai Seruni, Desa Tepus, kecamatan Tepus menjadi bukti kian kritisnya KBAK Pegunungan Sewu itu. Rencananya, perusahaan properti yang berkantor di Depok, Sleman itu akan membangun sebuah kondotel, villa dan resort di kawasan sekitar bukit karst yang ada di Pantai Seruni.

Kendati saat ini proses pembangunan baru tahap pemaprasan bukit, pihak perusahaan sudah mempromosikan proyek itu kepada publik. Dalam promosinya, mereka menjual properti yang bertajuk South Mountain Paradise itu dengan harga perdana mulai Rp200 jutaan.

Bagi Halik, apa yang dilakukan oleh perusahaan itu jelas menambah parah kondisi Pegunungan Sewu. Di pegunungan yang memiliki lebih dari ribuan bukit karst dan lebih dari 1.000 gua itu, puluhan investor sudah bersiap melakukan eksploitasi.

“Sebut saja misalnya rencana pembangunan Pabrik Semen di Wonogiri yang ditolak warga. Sisa penambangan di Ponjong, dan masih banyak titik lain yang saati ini, lahannya sudah mulai dibebaskan oleh sejumlah investor,” terangnya kepada wartawan, Senin (31/7/2017) di Kantor Walhi Yogyakarta.

Khusus untuk rencana pembangunan kondotel oleh perusahaan tersebut, ia khawatir, jika dilanjutkan akan merusak ekosistem yang ada di sekitarnya. Mulai dari proses porositas air sungai bawah tanah, hingga bergesernya pola ekosistem fauna di sekitar lokasi.

“Apalagi, di sungai bawah tanah itu ada satwa endemiknya,” cetus Halik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya