SOLOPOS.COM - Kondisi sayap spillway embung Brojol yang rusak. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kerusakan infrastruktur Sragen, dua sayap spillway embung Brojol longsor dan terancam embung jebol.

Solopos.com, SRAGEN–Embung Brojol di Kecamatan Miri, Sragen terancam jebol setelah dua sayap pintu air atau spillway longsor, Sabtu (27/2/2016) lalu. Warga setempat mengkhawatirkan kondisi bangunan embung yang menelan anggaran Rp1.970.000.000 karena tanggul embung retak-retak dan air bendungan bocor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sayap spillway di sebelah selatan sudah longsor lebih dulu pada Kamis (25/2/2016). Setelah disurvei tim Bidang Pengairan, Pertambangan, dan Energi Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Jumat (26/2/2016), sayap spillway di sisi utara turun longsor saat hujan deras pada Sabtu sore hingga malam hari. Guyuran hujan sejak Januari lalu juga membuat tanggul setinggi 10 meter di Embung Brojol retak-retak. Tanggul itu memanjang lebih dari 25 meter.

“Tanggul yang longsor itu di dekat pintu air itu sudah sering terjadi. Saya mencatat sudah tiga kali ini. Longsor yang paling parah terjadi pada Kamis dan Sabtu, pekan lalu. Kepadatan tanahnya kurang. Di samping itu, air dari embung keluar lewat bawah fondasi. Nah, airnya kok bisa keluar lewat bawah fondasi itu yang membahayakan dan bisa berpotensi jebol,” ujar Mariman, 70, petani asal Rejosari RT 009, Kebayanan Sentul, Desa Brojol, Miri, saat ditemui wartawan, Senin (29/2/2016).

Mariman sempat menjadi tenaga bangunan saat proses pembangunan Embung Brojol itu. Dia mengatakan fondasi tanggulnya sedalam 2,5 meter tetapi tidak ada fondasi ikutan di sisi dalam embung. Mariman menilai kualitas pasirnya kurang baik sehingga berpengaruh pada kekuatan bangunan.

“Hla itu talut sungai di bawah tanggul itu pernah ambrol dan sekarang sudah diperbaiki. Kemudian pleret [tebing aliran air dari pintu air atau spillway] setinggi 10 meter itu juga pernah jebol setinggi satu meter beberapa waktu lalu tetapi kini sudah diperbaiki,” kata Mariman.

Sementara itu, Kabid Pengairan, Pertambangan, dan Energi DPU Sragen, Subagiyono, mengatakan proyek Embung Brojol itu masih menjadi tanggung jawab rekanan, yakni CV Surya Putra Kontraktor. Dia menjelaskan masa pemeliharaan proyek itu baru berakhir pada 19 Juni mendatang.

Kapolsek Miri AKP Abdul Halik bersama enam orang personel Polsek Miri ikut mengecek kondisi bangunan Embung Brojol yang terancam jebol itu. Mereka juga mendata dan mendokumentasikan kerusakan proyek DPU yang baru selesai dibangun Desember 2015.

Kepala Desa Brojol, Miri, Agus Tanto, menambahkan pemerintah desa sudah laporan ke semua dinas tentang kondisi embung itu. Dia melihat kelemahannya terletak pada konstruksi bangunan talut yang kurang dipadatkan. Dia juga mengkhawatirkan rembesan air embung yang cukup deras.

“Saya mendapat informasi dalam waktu dekat kerusakan embung itu akan diperbaiki. Yang saya tahu, fondasi untuk pintu air itu sampai empat meter. Kalau fondasi tanggul batunya hanya 2,5 meter,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya