SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja proyek (JIBI/Dok)

BPBD Bantul Dwi Daryanto mengaku akan segera berkomunikasi dengan jajaran Pemkab Bantul dan Pemprov DIY.

Harianjogja.com, BANTUL-Tak segeranya pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menangani kerusakan Bendung Karang di wilayah Desa Donotirto membuat pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul benar-benar terpaksa gerak cepat. Setelah pihak Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Kecamatan Kretek melaporkan langsung kerusakan tersebut, kini giliran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul yang bertindak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepada Harian Jogja, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengaku akan segera berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait di jajaran Pemkab Bantul dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY. Bahkan ia pun membuka kemungkinan adanya peningkatan status dari siaga darurat menjadi darurat, khusus untuk kawasan bantaran sungai di Bantul. “Tidak khusus untuk sekitar Bendung Karang saja. Karena saya lihat kondisi bantaran sungai di Bantul memang kritis,” katanya, Minggu (20/11/2016).

Adapun untuk skenario pendanaannya, ia akan memprioritaskan penggunaan Biaya Tak Terduga (BTT) Kabupaten Bantul. Jika memang masih tak mencukupi, pihaknya bisa mengajukan usulan bantuan kepada pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui pos anggaran Dana Siap Pakai (DSP). Menurutnya, meski tidak bersentuhan langsung dengan pemukiman warga, namun daya rusak air terhadap bantaran sungai itu jika tak segera ditangani, pun akan berimbas pada pemukiman warga.

Terpisah, Kepala Seksi Operasi Jaringan Dinas SDA Bantul Yitno mengaku telah mendesak pihak otoritas BBWSSO untuk melakukan inspeksi secara langsung ke kawasan Bendung Karang. Hal itu ia sampaikan saat menggelar pertemuan dengan pihak BBWSSO, Jumat (18/11) siang lalu. “Saya desak agar pejabatnya yang melakukan inspeksi. Bukan anak buahnya saja,” katanya Yitno (20/11) siang.

Ia menambahkan, ancaman tersebut sangat mungkin terjadi jika kerusakan semakin meluas dan tak kunjung diperbaiki. Menurutnya, perbaikan untuk tanggul dan bendung ini cukup mendesak agar tidak menimbulkan resiko. “Kalau tanggul semuanya jebol, maka permukiman di kawasan Gading Daton akan terdampak. Akses jalan pun saat ini sudah terdampak dengan hal ini. Maka, sangat mendesak diperbaiki,” katanya.

Dia menjelaskan untuk resiko ancaman air bagi lahan pertanian itu, sejauh ini sudah diatasi dengan aliran bendung Mojo. Sehingga, ancaman kekurangan air itu hingga kini masih belum terjadi. Pihaknya pun sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu dan Opak (BBWSSO) untuk mengatasi hal ini.

BBWSSO sebutnya, siap untuk membantu perbaikan dengan membangun tanggul darurat. Diantaranya, dengan memberikan bronjong dan plastik. Sementara, untuk perbaikan bendung karang, ulasnya, masih membutuhkan proses normalisasi terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya