SOLOPOS.COM - Kerupuk pasir atau kerupuk tayamum, alias kerupuk melarat, makanan khas Pantura Jawa. (Antara Foto)

Solopos.com, KENDAL — Kawasan pantai utara Jawa atau lebih dikenal dengan istilah Pantura memiliki makanan khas dengan kearifan lokal yang kriuk-kriuk lezat. Makanan itu adalah kerupuk/krupuk tayamum.

Makanan yang satu ini biasanya dijajakan dalam bentuk rentengan di sejumlah warung di sepanjang jalur pantura. Ciri khas jajanan yang satu ini adalah warnanya yang mencolok, yaitu pink, kuning, hijau, dan putih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lantas, apa yang membuat jajanan ini dinamakan kerupuk tayamum?

Baca juga: 5 Makanan Unik Khas Jawa Tengah, Namanya Bikin Geli

Penyebutan nama makanan khas pantura Jawa ini sebenarnya beragam. Ada yang menyebut kerupuk usek, kerupuk melarat, serta kerupuk tayamum. Namun, semua sebutan itu merujuk pada kerupuk pasir.

Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (26/1/2022), kerupuk goreng pasir merupakan salah satu oleh-oleh khas beberapa kota di Pantura Jawa. Bukan hal sulit menemukan camilan ini di kawasan Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Tegal, Pemalang, Cirebon, hingga Indramayu.

Sama seperti kerupuk lainnya, makanan legendaris ini dibuat dari tepung tapioka. Rasanya pun gurih dan asin, namun tidak berminyak. Sebab, kudapan pendamping nasi ini tidak digoreng dengan minyak, melainkan pasir panas yang sudah dibersihkan sebelumnya.

Baca juga: Kriuk! Camilan Keripik Tempe Khas Ngawi, Sudah Pernah Coba?

Eksis Sejak Zaman Kolonial

Konon, kerupuk tayamum atau kerupuk pasir ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Nama tayamum disematkan karena proses penggorengan tidak memakai cairan minyak, tetapi pasir. Seperti syariat tayamum dalam Islam sebagai pengganti wudhu yang dilakukan dengan mengusap anggota tubuh dengan debu.

Sementara itu penamaan kerupuk melarat disematkan oleh masyarakat di Cirebon, Jawa Barat. Pada 1920-an, kerupuk ini populer sebagai makanan alternatif masyarakat.

Proses pembuatan kerupuk ini tidak jauh berbeda dengan jenis lainnya. Para produsesn biasanya sangat bergantung pada sinar matahari. Sebab, adonan kerupuk yang sudah jadi harus dijemur sampai benar-benar mengering dan siap digoreng.

Baca juga: Selat Muria & Asale Kota Pantura Jateng

Kerupuk kemudian digoreng dengan pasir yang telah dipanaskan sampai mengembang. pasir yang dipakai bukan sembarangan, tetapi biasanya pasir gunung dengan ukuran partikel lebih besar, sehingga tidak menempel di kerupuk setelah matang. Lantaran digoreng dengan pasir, kerupuk ini bebas kolesterol, sehingga dinilai lebih sehat.

Proses pembuatan kerupuk tayamum ini kebanyakan masih tradisional. Seperti dilakukan masyarakat di Desa Sarirejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Desa ini menjadi salah satu sentra pembuatan kerupuk pasir di Pantura.

Harga dari kerupuk ini sangat terjangkau. Mulai dari kisaran Rp5.000 hingga Rp20.000 untuk satu plastik, bergantung ukuran yang dipilih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya