SOLOPOS.COM - Ilustrasi keberagaman agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. (notthingham.com)

Kerukunan umat beragama Kota Semarang diusik tatkala seorang siswa SMKN 7 Semarang penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa memilih tidak naik kelas ketimbang melaksanakan praktik salat dalam pelajaran Agama Islam.

Semarangpos.com, SEMARANG — Zulfa Nur Rahman, 17, siswa SMK Negeri 7 Semarang penganut kepercayan terhadap Tuhan Maha Esa yang memilih tidak naik kelas ketimbang praktik salat dalam pelajaran Agama Islam dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan pintar. Penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu setiap harinya memilih menaiki sepeda dari rumah ke sekolah yang berjarak sekitar 12 km.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Memang setiap hari dia naik sepeda ke sekolah. Bapaknya pernah menawari sepeda motor, tetapi tidak mau,” ungkap Sugiarto, ketua RT tempat Zulfa Nur Rahman tinggal di kawasan Pedurungan, Kota Semarang, Selasa (26/7/2016).

Sugiarto juga mengenal Zulfa Nur Rahman sebagai sosok siswa yang cerdas dan pintar, apalagi bisa bersekolah di sekolah yang dulu bernama Sekolah Teknologi Menengah (STM) Pembangunan Semarang dan tergolong favorit. “Anaknya memang sederhana. Kakaknya dulu juga bersekolah di SMK Negeri 7 Semarang dan sekarang sudah lulus. Kalau kakaknya menganut agama Islam meski orang tuanya penghayat kepercayaan,” jelasnya sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Dalam keseharian, keluarga Zulfa Nur Rahman juga dikenal sangat baik berinteraksi dengan warga, termasuk aktif dalam kegiatan warga, seperti peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan halalbihalal. Hanya saja, khusus untuk perayaan keagamaan yang digelar warga sekitar, lanjut dia, orang tua Zulfa Nur Rahman memohon izin tidak bisa ikut dan warga sekitar juga sudah sangat memahami.

“Memang, ayahnya menyampaikan kepada saya bahwa beliau penghayat kepercayaan. Dulu, sempat mengurus perpanjangan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk merevisi kolom agama, namun tidak jadi,” kata Sugiarto.

Dari kelurahan, kata dia, mensyaratkan untuk memilih enam agama, sementara yang bersangkutan tidak mau karena tidak sesuai dengan yang diyakininya sehingga di KTP-nya masih tertulis agama Islam. “Saya kasihan kalau ZN tidak bisa naik kelas. Anak ini pintar dan baik. Sederhana juga. Berangkat sekolah saja memilih naik sepeda, padahal jarak ke sekolahnya kan jauh,” katanya.

Senada dengan Sugiarto, Joko yang tinggal di samping rumah keluarga Zulfa Nur Rahman mengonfirmasi setiap hari siswa SMK Negeri 7 Semarang tersebut berangkat sekolah menggunakan sepeda meski jarak menuju sekolahnya terbilang jauh. “Kalau dengan orang tuanya, saya sering ketemu mengobrol. Namun, dengan Zulfa jarang. Cuma, setiap pagi saya sering lihat dia naik sepeda onthel ke sekolah. Pernah ketemu juga di jalan naik sepeda,” katanya.

 

KLIK DI SINI untuk Berita Pertama Zulfa Nur Rahman
KLIK DI SINI untuk Pernyataan Kepala SMKN 7 Semarang

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya