SOLOPOS.COM - Ilustrasi kaum muslim syiah memanjatkan puji-pujian saat perayaan Hari Asyura. (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

Kerukunan umat beragama di Semarang sempat terancam dengan protes sekelompok kaum muslim antisyiah terhadap perayaan Asyura.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kaum muslim syiah mengaku bingung bercampur kecewa. Keinginan mereka untuk merayakan Hari Asyura di Semarang dengan penuh khidmat, Selasa (11/10/2016) lalu, harus berjalan mencekam karena mendapat protes dari sejumlah aktivis organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang menolak acara itu digelar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diberitakan Semarangpos.com, perayaan Hari Asyura oleh kaum muslim syiah Jawa Tengah (Jateng) yang semula akan digelar di kompleks Pekan Raya Promosi Pembangunan (PRPP) Jateng dialihkan ke Masjid Yayasan Nuruts Tsaqalain di Jl. Boom Lama, Layur, Semarang Utara, Kota Semarang, Selasa (11/10/2016). Perpindahan lokasi perayaan ini tak bisa dilepaskan dari protes yang disampaikan puluhan orang yang mengaku sebagai wakil sejumlah ormas Islam.

Ekspedisi Mudik 2024

Kendati lokasi sudah dipindahkan, perayaan Hari Asyura di Semarang itu tetap menimbulkan protes dan penolakan dari sejumlah aktivis ormas Islam. Bahkan, ratusan orang yang mengaku ormas Islam itu melakukan demo di Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, yang dilanjutkan ke sekitar lokasi perayaan.

Kondisi itu pun membuat pihak aparat keamanan turun tangan dan berjaga-jaga di sekitar lokasi perayaan Hari Asyura. Hal itu dilakukan guna menegakkan kerukunan umat beragama agar tidak terjadi keributan di antara kaum muslim di Semarang.

Kendati tindakan menjaga kerukunan umat beragama telah dilakukan polisi, para muslim syiah tetap kecewa. Ketua DPW Ahlul Bait Indonesia, Nurcholis, mengungkapkan kekecewaan itu tak terlepas dari penolakan yang dilakukan sejumlah ormas Islam dan pengawal aparat kepolisian dalam jumlah besar.

“Kami jelas tak habis pikir. Perayaan Hari Asyura di Belanda saja bisa berlangsung meriah dengan diringi pawai dan arak-arakan. Kenapa di Indonesia, yang mayoritas penduduknya muslim, justru seperti ini [mencekam dan banyak protes]. Sungguh ironis,” ujar Nurcholis kepada Semarangpos.com, Selasa (11/10/2016) petang.

Nurcholis menyebutkan acara peringatan Hari Asyura yang digelar kelompoknya di Masjid Yayasan Nuruts Tsaqalain tidak perlu diprotes karena tidak mengganggu kerukunan umat beragama. Acara itu hanya diisi pengajian pembacaan Kitab Suci Alquran dan ceramah yang disampaikan Ustaz Ahmad Baraqbah dari Pekalongan.

“Acaranya itu enggak macam-macam. Cuma pengajian saja, dimulai dari pukul 12.30 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB,” jelas Nurcholis.

Terkait protes sejumlah ormas Islam itu, Nurcholis tak ingin menanggapi. Ia dan para muslim syiah lainnya tetap akan menggelar acara serupa pada tahun-tahun selanjutnya. “Mereka itu [pemrotes] sebenarnya enggak tahu apa-apa. Hanya ikut-ikutan. Kami tak mau melandeni mereka,” ujar Nurcholis.

KLIK DI SINI untuk Berita Asyura Sebelumnya
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya