SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Om Ano Bhadrah Kratawo
Yantu Wiswatah

Om Swastyastu

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Pada hakekatnya setiap
orang menginginkan karja sebagai atensi kelangsungan kehidupan yang
lebih sempurna. Seperti yang dinyatakan dalam Weda sebagai pedoman
hidup manusia seperti berikut ”Mayi sarvani karmani,
sannyasyadhyatman cetasa, nirarsir nirmamo bhutva, yudhyasva
vigatajvarah
’’ Bhagawad Gita .III.30. Pasrahkan semua
kegiatan kerjamu itu kepada-Ku, dengan pikiran terpusat kepada Sang
Atman, bebas dari nafsu keinginan dan ke-akuan, berpeganglah,
enyahkan rasa gentarmu itu. Dengan berserah diri pada Tuhan sebagai
penguasa alam semesta, kita harus menyibukkan diri dalam kegiatan
kerja. Kita harus melakukan kegiatan kerja dengan perasaan bahwa
kita sebagai pelayan Tuhan.

Ekspedisi Mudik 2024

 

Jika setiap orang
melakukan swadharma sebagai tugas dan fungsinya, dilandasi dengan
rayayadnya (pengorbanan yang tulus), serta tidak terikat pada
hasilnya, maka dunia beserta isinya akan damai. Orang seperti itulah
akan mencapai kebahagiaan hidup sejati yang sering disebut anandham.

Sebagian orang
mengingkari kerja dan tanggung jawab namun menginginkan hasil yang
berlipat-lipat dengan menyalahi hukum alam, dengan membenarkan
berbagai ketidakbenaran menjadi kebenaran relatif dan sesaat maka
niscaya penderitaan batin tidak terelakkan.

 

Dalam Kitab Sarasamuscaya
12, secara tegas dinyatakan ”Yan paramarthanya, yan arthakama
sadhyan, dharma juga lekasakena rumuhun, niyata katemwaning arthakama
mane tan paramartha wi katemwaning arthakama mene tan paramartha wi
ketemwaning arthakama mena tan paramartha wikatemwaning arthakama
deninganasar sakeng dharma.”
Pada hakekatnya, jika artha dan
kama dituntut, maka seharusnya dharma hendaknya dilakukan lebih
dahulu; tidak tersangsikan lagi, pasti akan diperoleh artha dan kama
itu nanti tidak ada artinya, jika artha dan kama itu diperoleh
menyimpang dari dharma.

 

Memahami ajaran agama
yang mempunyai unsur-unsur di dalamnya tentang penarikan diri dari
dunia dan kembali kepada-Nya. Tujuannya adalah pengendalian hidup
oleh kuasa jiwa, demikian juga Sarvepallin Radakrishnan mengatakan,
jarak terjauh dari muka bumi, bukan dari kutub utara ke kutub
selatan, tetapi dari hati ke telinga atau sebaliknya. Sekalipun
secara fisik jaraknya hanya sesiku. Dalam diri manusia ada sebuah goa
yang sangat gelap dan sunyi di dalam bungkahing hati.
Tempatnya di sana, ada maha suara hati hendaknya kita dengarkan.

 

Tubuh manusia dikatakan
sebagai Dharmaksetre kuruksetre yakni bekerja untuk mempertahankan
dharma, demi tegaknya kehidupan yang berlandaskan dharma sebagai
tiang negara. Jika ini sudah berjalan tegak maka kita akan mencapai
kebahagiaan hidup. Dalam Brahmana Purana dinyakatan dengan sebuah
sloka yakni, ”Dharma artha kama moksanam sariram sadhanam,
pergunakanlah tubuh ini untuk melakukan pekerjaan sebagai swadharma maka berbagai hasil dan kebahagiaan pasti tercapai asal dharma
dijadikan landasannya. Ini merupakan hukum sebab akibat yang
berlaku universal terlepas dari ruang waktu dan tempat.

 

Bagaimana seharusnya kita
bekerja yang baik, dalam Bhagawad Gita. III.8 dinyatakan, ”Niyatam
kuru karman tvam, karma jyayo hyakarmaanah, sarira-yatrapi ca tena,
prasiddhyed akarmanah.
” Bekerjalah seperti yang telah
ditentukan, sebab berbuat lebih baik dari pada tidak berbuat, dan
bahkan tubuhpun tidak akan berhasil terpelihara tanpa bekerja.

Hakekat kerja
sesungguhnya membebaskan semua orang dari pelbagai keterikatan menuju
kesempurnaan. Kesadaran budi nurani itu menjadi landasan untuk
menjalankan kecerdasan intelektual. Kuatnya daya spiritual dan
cerdasnya eksistensi intelektual untuk mengarahkan kepekaan emosi
pada pengamalan dharma. Dengan demikian upaya mendalami mempelajari
kitab suci dapat mendatangkan pada tiga kecintaan yaitu, Dewa
Abhimana cinta kepada Tuhan dengan segala sinar sucinya yang
disebut Dewa itu dalam wujud Bhakti, Dharma Abhimana yaitu cinta pada
kebenaran dengan wujud selalu mengupayakan pikiran, perkataan dan
perilaku yang sesuai dengan Dharma, serta Desa Abhimana cinta pada
tanah kelahiran dalam wujud pengabdian yang tulus pada
kesejahteraan tanah air tempat kita pertama kali menginjakkan kaki di
bumi.

 

Dengan demikian, mari
kita melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan karma kita
masing-masing, guna membebaskan diri dari belenggu keterikatan.
Apapun bentuk tugas yang menjadi bagian kita, mari dilaksanakan
dengan baik dan sempurna, maka kebahagiaan selalu akan menjadi milik
kita dan langgeng adanya.

Om Santi-Santi-Santi
Om
.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya