SOLOPOS.COM - Ilustrasi keris. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Seorang penjual keris menawarkan keris peninggalan zaman Majapahit seharga Rp750 juta.

Solopos.com, SOLO — Ruangan lantai I Galeri Seni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Mojosongo Solo itu cukup luas. Pada Senin (27/11/2017) siang, ruangan itu tampak lengang. Hanya ada sejumlah orang, lelaki dan perempuan, di dalam ruang tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Mereka mengamati benda-benda yang ditempatkan di dalam wadah kotak kayu berbentuk persegi panjang tertutup kaca. Kotak kayu itu jumlahnya puluhan dan ditata berderet memenuhi ruangan. Sebagian benda berupa keris dan benda tradisional ditempatkan pada beberapa almari kayu.

Bilah keris dengan beragam bentuk itu diletakkan di luar warangkonya sehingga orang bisa melihat dengan jelas modelnya. Tidak hanya di lantai I, keris dan benda tradisional itu dipajang pula di lantai II gedung tersebut. Di ruangan lantai II gedung tempat penyelenggaraan pameran keris dan benda tradisional dalam rangkaian Festival Keris yang berlangsung 25-28 November 2017 itu kondisinya juga lengang.

“Hari ini memang agak sepi jumlah pengunjung, tapi pada Sabtu-Minggu [25-26/11/2017] pengunjung ramai mencapai ratusan orang,” kata salah seorang penjaga pameran, Heri Fajar Nugroho, saat ditemui Solopos.com, Senin.

Menurut dia, 1.044 keris dan benda tradisional yang dipamerkan di festiva tersebut. Benda-benda itu dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ikut dipamerkan pula sekitar 50 keris karya mahasiswa Program Studi Keris dan Senjata Tradisional FSRD ISI.

Melalui pameran ini, imbuh Heri, diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keris bukan semata-mata benda klenik. “Keris adalah karya seni dan kebudayaan bukan klenik,” jelas mahasiswa semester VII Prodi Keris dan Senjata Tradisional FSRD ISI ini.

Sementara itu, salah seorang pengunjung pameran, Indra mengaku meluangkan waktu untuk melihat secara langsung beragam jenis keris di Indonesia. “Sayangnya keris yang dipamerkan tidak dilengkapi data spesifikasi seperti dapur dan pamor keris serta tahun pembuatannya,” keluh warga Pasar Kliwon ini.

Pantauan Solopos.com, dari ribuan keris dan benda tradisional yang dipamerkan sebagian besar memang tidak ada data spesifikasinya. “Kami tidak sempat memberikan data indentitas keris karena keterbatasan waktu. Ratusan keris baru dating beberapa jam sebelum pembukaan pameran,” kata Heri Fajar Nugroho.

Selain pameran, di lantai II disedikan bursa penjualan keris. Pembeli yang berminat bisa langsung melakukan transaksi dengan penjual. Harga keris yang ditawarkan mulai dari ratusan ribu sampai ratusan juta rupiah, tergantung tahun pembuatan benda tersebut.

“Keris Kiai Djangkung Mangkurat ini harganya mencapai Rp750 juta,” salah seorang penjual keris, R.B. Aulia.

Keris buatan zaman Majapahit tersebut, menurut dia, memiliki keistimewaan antara lain dapat menolak balak atau penyakit, tidak akan kekurangan rezeki, dan meningkatkan derajat. “Keris ini cocok untuk para pejabat yang luhur budinya,” jelas warga Cemani, Sukoharjo, yang membawa sembilan keris dan tiga tombak untuk dijual di pameran itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya