SOLOPOS.COM - Waduk Lalung Karanganyar mengering. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Waduk Lalung di Karanganyar, Jawa Tengah, mengering. Hal ini terjadi akibat sedimentasi dan jebolnya tanggul di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar yang saat ini masih dalam tahap perbaikan.

Menurut Sukirno asli warga Karanganyar, yang ditemui Solopos.com di Waduk Lalung, Selasa (31/8/2021), fenomena mengeringnya air di waduk sudah tak asing baginya. Dia bercerita kondisi tersebut lantaran air yang terbuang ke luar sehingga saat musim kemarau waduk semakin mengering.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, dia juga melihat sedimentasi waduk yang semakin tinggi yang menyebabkan waduk semakin dangkal.

“Ya sekarang karena ada proyek jadi semakin kering. Soalnya tanggulnya sudah kegeser jadi diperbaiki. Tanggulnya rusak karena disebabkan sedimentasinya tinggi di sebelah selatan yang digunakan sawah itu saat kemarau. Jadi saat terisi air, banyak menumpuk di utara dan tembok tanggulnya tidak kuat akhirnya kegeser. Seharusnya ya dikeruk lagi lah, biar airnya merata tidak menumpuk di satu sisi,” ungkap dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Ribuan Ikan Mati Milik Petani Keramba di Waduk Kedung Ombo Sragen

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Suryono, yang juga rutin memancing di tempat tersebut. Dia menilai pengelolaan Waduk Lalung tidak dilakukan dengan maksimal.

Dia berharap, waduk tersebut dapat dimanfaatkan lebih baik dibandingkan sekarang diiringi perbaikan menyeluruh. Pasalnya, dia menilai Waduk Lalung memiliki potensi wisata air yang besar jika dikelola dengan sungguh-sungguh.

“Saya harap Waduk Lalung bisa dikelola dengan baik. Kalau jadi tempat wisata saya yakin banyak yang tertarik. Jangan sampai waduk bisa menjadi kering seperti ini,” beber dia.

Siang itu Sukirno duduk bersama anak laki-lakinya di balik semak-semak yang ada di Waduk Lalung, Karanganyar. Sesekali perhatiannya tertuju pada salah satu dari empat joran pancing yang dia letakan di dekat genangan air yang masih tersisa di waduk tersebut.

Iwak e cilik-cilik iki neng kene [ikannya kecil-kecil ini di sini],” ujar Sukirno sambil memberi tahu teman-temannya di sisi lain genangan air.

Baca juga: 72 Kios di Pasar Nglangon Sragen Jadi Hunian Warga 1 RT Secara Turun-Temurun, Kok Bisa?

Anak laki-lakinya juga tak kalah antusiasnya memancing saat bersama Sukirno yang juga bolak-balik menarik joran pancing karena mengira umpan di kailnya dimakan ikan. Mereka berdua merupakan salah satu dari sejumlah pemancing yang masih menyalurkan hobinya di Waduk Lalung meskipun waduk tersebut saat ini sudah kering.

Keringnya air di Waduk Lalung bukanlah hal aneh bagi warga setempat karena fenomena tersebut sudah berkali-kali terjadi sejak beberapa tahun lalu setiap musim kemarau. Namun, kali ini waduk tersebut terlihat lebih kering dibandingkan sebelumnya karena aliran air yang masuk ke waduk di tutup akibat pembangunan talut di sisi utara.

Saat itu, dari total 80 hektare luasan Waduk Lalung, air yang tersisa hanya sekitar beberapa ratus meter saja di sisi utara. Area lainnya di dalam waduk didominasi padang rumput dan sawah musiman yang dibuat oleh warga setempat. Saat ini waduk tersebut tak jauh berbeda dibandingkan area persawahan di luar waduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya