SOLOPOS.COM - Rawa Jombor di Klaten. (Solopos/dok)

Solopos.com, KLATEN – Air Rawa Jombor di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten menyusut drastis. Hanya bagian tengah dan sebagian tepi rawa yang masih digenangi air. Penyusutan itu membuat bagian dasar rawa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

Dasar rawa berupa campuran tanah dan lumpur yang merekah terpanggang sinar matahari, sebagian mulai menghijau oleh tanaman. Kondisi itu seperti itu terlihat di sisi utara hingga barat rawa yang memiliki luas 198 hektare.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain rumput liar, dasar Rawa Jombor menghijau oleh aneka tanaman pertanian. Ada padi, mentimun, jagung, ketela, hingga bayung. Ada yang baru ditanam ada pula yang mulai dipanen. Selain di tepian rawa, padi tumbuh subur pada sebagian karamba yang tak lagi digenangi air. Seperti karamba milik Ripto, 60. Air yang terus menyusut setelah Lebaran atau Juli 2019 lalu membuat Ripto menghentikan aktivitasnya menebar benih ikan.

Hingga memasuki Oktober 2019, tak ada sisa air yang menggenang di dasar rawa. Kini, di tengah karamba milik Ripto terlihat batang-batang bambu yang menancap membentuk persegi panjang dikelilingi jaring. Ripto pun mengubah fungsi karamba dari tempat untuk budi daya ikan menjadi lahan pertanian padi. Kondisi serupa terjadi pada karamba lainnya yang mulai mengering.

Ekspedisi Mudik 2024

“Daripada menganggur tidak digunakan untuk apa-apa, lebih baik ditanami,” kata Ripto, warga Dukuh/Desa Krakitan, Bayat, Klaten, saat berbincang dengan Solopos.com di tepi Rawa Jombor, Kamis (24/10/2019) siang.

Selama ini, Ripto mengaku hanya mengadu nasib dari bibit padi yang dia tancapkan di karamba miliknya. “Asal menebar bibit saja. Kalau nanti keluar hasilnya ya alhamdulillah. Kalau tidak ada ya tidak apa-apa,” sambung Ripto.

Warga lainnya, Warni, 60, juga mengaku asal menebar benih padi di dasar Rawa Jombor. Warni menanam aneka palawija serta padi di tepi rawa yang mengering.

“Benih padi yang saya tebar campur-campur. Ada IR 64, cibagendit, dan mentik wangi. Belum ada sebulan saya menebar bibit padi,” jelas warga Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Bayat, Klaten, itu.

Soal pembagian wilayah tanam memanfaatkan dasar rawa, Warni mengaku tak ada patokan. Warga juga memanfaatkan lahan yang tersisia di luar karamba untuk ditanami. Kasi Kera dan Pelayanan Desa Krakitan, Suwanto, mengatakan, warga di sekitar Rawa Jombor memang kerap menanam palawija dan padi saat rawa mengering.

Menurut Suwanto, menanam tanaman di Rawa Jombor sebenarnya dilarang. Hal itu seperti pada papan imbauan yang sudah terpasang di salah satu sisi rawa. Namun, pemerintah desa setempat tak bisa berbuat banyak saat warga berbondong-bondong memanfaatkan dasar rawa yang mengering guna bercocok tanam. Pasalnya, kewenangan pengelolaan rawa tak berada di tangan pemerintah desa.

“Instansi terkait sebenarnya sudah melarang. Ya kalau akhirnya ada yang menanam itu menjadi risiko mereka ketika nanti tanaman rusak atau tidak mendapatkan hasil,” jelas dia.

Selain musim kemarau, Suwanto menjelaskan pengeringan rawa sengaja dilakukan sebagai siklus tiga tahunan. “Air dari rawa itu dimanfaatkan untuk pengairan di wilayah tetangga kecamatan termasuk Cawas. Itu sudah menjadi kebiasaan setiap tiga tahun sekali,” katanya.

Sebelumnya, Kasi Pembangunan dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Klaten, Darminto, menjelaskan pengeringan rawa berkapasitas empat juta meter kubik itu menjadi agenda sekali dalam tiga tahun. Pengeringan dengan membuka pintu air rawa sudah dilakukan sejak Mei hingga musim hujan tiba.

Selain membantu irigasi di sejumlah wilayah saat memasuki kemarau, pengeringan bermanfaat untuk memperbaiki kualitas air rawa. “Pengeringan ini juga membantu budi daya ikan. Kalau tidak dikeringkan, air lama-kelamaan akan terlalu asam dan berdampak pada pertumbuhan ikan,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya