Misrata [SPFM], Keretakan membayangi Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam operasi serangan udara melawan pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, seiring dengan penolakan Prancis dan Inggris terhadap Italia kemarin yang ingin menyetop aksi militer.
Operasi NATO di Libya semakin rumit. Mereka untuk kali pertama mengaku, akhir pekan lalu telah menyebabkan korban-korban sipil. Hal itu berisiko menyakiti dukungan untuk misi yang mengamankan mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa meskipun ada keraguan mendalam dari negara Arab, Eropa, dan lainnya. Sejumlah kematian juga telah mendorong beberapa anggota NATO mempertanyakan taktik mereka. Qadhafi sendiri menjuluki NATO sebagai “pembunuh” dalam pidato suara yang disiarkan Rabu tengah malam lalu. [tempo/rda]
Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC