SOLOPOS.COM - Sepur Kluthuk Jaladara (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO--Salah satu moda transportasi wisata Kota Solo, Sepur Kluthuk Jaladara, terus berbenah untuk meraih hati wisatawan dan masyarakat. Konsep wisata kereta ala Ambarawa pun bakal dijajaki dalam inovasi tersebut.

Kepala Pusat Pelestarian Benda dan Aset Bersejarah PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ella Ubaidi, saat berkunjung ke Loji Gandrung, Rabu (15/1/2014), menilai Jaladara sebenarnya potensial menjadi tulang punggung wisata Kota Bengawan. Sebab, Jaladara masih menjadi satu-satunya kereta di Pulau Jawa yang beroperasi di tengah kota. “Hamparan rel yang melekat di Jl. Slamet Riyadi ini menurut saya warisan yang tak bernilai,” ujarnya kepada wartawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Ella, prospek wisata kereta keluaran 1896 itu dapat terus berkembang jika diimbangi inovasi simultan. Pihaknya mengaku tengah mengkaji konsep wisata kereta ala Ambarawa untuk diterapkan di Jaladara. Konsep ini salah satunya berwujud penambahan gerbong atraksi.

“Jadi Jaladara nanti disambung dengan gerbong lain, misalnya gerbong minyak kuno. Harapannya ada ketertarikan tersendiri,” kata Ella.

Namun begitu, pihaknya menyebut langkah inovasi paling cepat diwujudkan tahun depan. Selain telah menyepakati kontrak berikut layanan Jaladara tahun ini, dia masih butuh waktu untuk mendalami konsep baru tersebut. “Yang jelas pengembangan nanti tetap memperhatikan Solo sebagai kota pusaka dan budaya.”

Disinggung nilai kontrak Jaladara tahun ini, Ella mengatakan sama dengan tahun sebelumnya yakni Rp796 juta. Sebelumnya, sempat beredar kabar PT KAI menaikkan sewa menjadi Rp1 miliar untuk operasional kereta. “Tidak ada kenaikan, kontrak dan jumlah trip (perjalanan) masih sama dengan 2013. Kemarin hanya miskomunikasi saja,” tutur dia.

Ella menambahkan kereta yang dioperasikan sejak 2009 itu tidak diplot ladang pemasukan PT KAI. Menurutnya, sewa yang disetor Pemkot selama ini hanya mengkaver gaji masinis, pembelian bahan bakar kayu hingga perawatan rutin. “Jadi bukan untuk cari uang, melainkan membantu wisata Kota Solo.”

Senada, Wali Kota, F.X. Hadi Rudyatmo, mengaku tidak menggiring Jaladara menjadi prioritas pendapatan daerah. Sebab, tak menutup kemungkinan pendapatan Jaladara dari wisatawan justru lebih rendah dari nilai kontrak yang diberikan Pemkot pada PT KAI. “Persentase pemasukannya berapa saya tidak hapal persis. Namun fungsi Jaladara memang bukan untuk PAD, tapi menyokong wisata secara keseluruhan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya