SOLOPOS.COM - Abdi dalem Kadipaten Pakualaman memasukkan kembali kereta pusaka Kyai Manik Kumolo ke dalam Museum Kereta seusai upacara jamasan di Dalem Seworenggo, Kompleks Pura Pakualaman, Jogja, Jumat (07/12/2012). Empat kereta yang dijamas antara lain Kyai Brajanala, Kyai Manik Kumolo, Nyai Rara Kumenyar dan Nyai Manik Braja. Kempatnya terakhir bertugas pada kirab upacara penobatan Paku Alam IX pada 31 Mei 1999. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Abdi dalem Kadipaten Pakualaman memasukkan kembali kereta pusaka Kyai Manik Koemolo ke dalam Museum Kereta seusai upacara jamasan di Dalem Seworenggo, Kompleks Pura Pakualaman, Jogja, Jumat (07/12/2012). Empat kereta yang dijamas antara lain Kyai Brajanala, Kyai Manik Kumolo, Nyai Rara Kumenyar dan Nyai Manik Braja. Keempatnya terakhir bertugas pada kirab upacara penobatan Paku Alam IX pada 31 Mei 1999. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JOGJA-Empat kereta pusaka Puro Pakualaman Jogja dijamas hari ini, Jumat Kliwon (7/12/2012). Ditengok dari sejarahnya, kereta – kereta itu digunakan saat upacara kebesaran ratusan tahun silam.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Salah satu yang dijamas yakni Kereta Kyai Manik Koemolo yang dibuat sekitar 1801 – 1810 dengan model perahu sampan berwarna kuning muda berkombinasi hitam. Sebagian konstruksi rangka rusak kereta itu memang rusak, bagian dalam tempat duduk penumpang mengelupas dan selebor tinggal satu.

Berdasarkan naskah sejarah, kereta tersebut hadiah Letnan Gubernur Jenderal Belanda,  Sir Thomas Stamford Raffles (periode 1811 – 1816) kepada Sri Paku Alam I saat dilantik sebagai raja. Paku Alam I dikeluarkan dari penjara Belanda oleh Raffles dan dilantik sebagai pangeran merdeka.

Abdi dalem Puro Pakualaman, Wedono Sastrodirjo mengatakan jamasan menjadi bagian prosesi kraton dan pakualaman setiap Muharram. Jamasan yang dilaksanakan oleh puro Pakualaman setelah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

“Kraton Selasa Kliwon, Pakualaman Jumat Kliwon pasti setelah Kraton,” katanya di sela-sela jamasan di halaman Museum Kereta Pakualaman, Jumat (7/12/2012).

Sebelum dijamas, lebih dulu diadakan upacara doa dan uba rampe berupa jajan pasar, nasi tumpeng, pisang raja dan lainnya. Air yang digunakan untuk jamasan hanya air diberi kembang setaman.

Abdi dalem juga menjamas kereta Kyai Rara Kumenyar, Nyai Manik Braja, dan Kyai Brajanala. Sejumlah pusaka seperti tombak Kiai Buyut, tombak Kiai Paku baru, tombak Kiai Buntit dan gamelan Kiai Gambir. Namun untuk senjata dijamas di tempat terpisah yang tidak boleh dilihat masyarakat umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya