Pagi itu Koplo mempersiapkan berkas-berkas dibantu Lady Cempluk, teman kantornya. “Plo, jangan lupa bawa oleh-oleh bikan ambon ya?”
Jon Koplo melongo. “Apa Pluk? Bikan ambon? Aku kan mau ke Medan, bukan ke Ambon?”
Cempluk ngakak seketika. “Olah Plo, Plo. Bikan ambon itu dari Medan, bukan dari Ambon!”
Cempluk ngakak seketika. “Olah Plo, Plo. Bikan ambon itu dari Medan, bukan dari Ambon!”
Hari keberangkatan pun tiba. Berbekal nomor HP dan sebuah nama, Tom Gembus, Koplo pun terbang menuju Medan. Perjalanan udara butuh waktu sekitar tiga jam tanpa delay, hingga mendarat mulus di Bandara Polonia.
Sambil menungu koper di terminal kedatangan, Koplo mengirim SMS kepada Tom Gembus, “Saya sudah mendarat di Medan. Bisa jemput saya?” tulis Koplo.
Koplo bengong. “Jemput satu orang saja pakai kereta? Memang roda kereta bisa kempes?” pikir Koplo heran.
Dua puluh menit kemudian Tom Gembus datang. Koplo yang masih penasaran bertanya, “Mana Mas, keretanya?
Memang kereta bisa kempes?” tanya Koplo tampak o’on.
“Itu Mas, di tempat parkir. Di Medan, kereta itu artinya sepeda motor, Mas…” jawab Gembus.
“Ealaaahhh…, saya pikir kereta api…” ujar Koplo sambil nyengir.
Jatmiko, Kos Pelangi Buana, Gang Guruh 8 Ngasinan, Jebres