SOLOPOS.COM - Ikan crispy dari wader dan petek khas Waduk Kedung Ombo. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Berawal dari keresahannya terhadap hasil tangkapan ikan yang berlimpah di Waduk Kedung Ombo yang terbuang sia-sia, Purwanti kemudian memutar otak untuk mengolahnya menjadi makanan. Kini hasil olahannya berupa wader dan petek crispy menjadi salah satu camilan khas yang diburu wisatawan Waduk Kedung Ombo.

Purwanti, 37, merupakan warga Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Pada 2009, saat pindah domisili di Desa Ngargosari yang lokasinya dekat Waduk Kedung Ombo, Purwanti melihat banyak hasil tangkapan nelayan yang terbuang sia-sia. Ikan hasil tangkapan berupa wader dan petek banyak yang dibuang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Suami saya kan punya karamba di Kedung Ombo. Mertua juga penjual ikan tangkapan nelayan. Saya melihat banyak ikan tangkapan yang dibuang. Itu sebagian sudah diolah, tetapi memang terlalu banyak tangkapannya,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (22/7/2021).

Atas kondisi itu, Purwanti kemudian berkeinginan untuk mengolah ikan kecil-kecil itu menjadi makanan yang layak dijual. Hingga akhirnya, dia berhasil mengolahnya menjadi ikan crispy.

Baca Juga: Keluarga di Sragen Siapkan Rumah untuk Alviano, Bocah Yatim Piatu Gegara Covid-19

Awal-awal berjualan, dia menjual dengan cara berkeliling dari warung ke warung. Kemudian, dia juga memberanikan diri untuk menjual di kawasan wisata Kedung Ombo.

Tak disangka, ikan crispy buatannya yang berbahan wader dan petek ternyata sangat disukai wisatawan yang datang ke Waduk Kedung Ombo. Bukan hanya itu, dia juga berhasil menjual ikan crispy itu ke warung-warung makan di kawasan Kedung Ombo.

Sebelum masa pandemi Covid-19, lanjut Pur, setiap hari bisa memproduksi 50 kg hingga 70 kg ikan wader dan ikan petek menjadi ikan crispy. Ikan wader dan petek tersebut diambil dari hasil tangkapan nelayan di Waduk Kedung Ombo. Saat ini ada tiga nelayan yang menjadi mitranya.

Ikan segar dari nelayan langsung bersihkan dan digoreng hingga kering. Usai digoreng, ikan tersebut kemudian dibaluri tepung dan bumbu khusus. Selanjutnya digoreng lagi sampai kering.

Baca Juga: Misteri Warga Newung Hilang Saat Cari Pasir Bengawan Solo

“Ini tanpa pengawet ya, ikan crispy produksi saya bisa bertahan hingga tiga bulan,” ujar dia.

Dalam produksi ini, Pur dibantu dua orang karyawan. Sedangkan tenaga pengemas dibantu anaknya.

Menurun karena Pandemi

Saat permintaan meningkat, biasanya proses produksi ikan crispy dibantu warga lainnya. Permintaan meningkat biasanya pada waktu Lebaran, tahun baru, Iduladha, dan hari-hari besar lainnya.

Omzet dari penjualan ikan crispy berupa wader dan petek khas Waduk Kedung Ombo ini, kata Purwanti, rata-rata per bulan bisa mencapai Rp20 juta.

Pada masa pandemi ini, dia mengaku mengalami penurunan produksi dan omzet. Selama masa pandemi, produksi ikan crispy tidak dilakukan setiap hari. Sedangkan untuk sekali produksi hanya 30 kg ikan wader dan petek.

Saat awal pandemi, dia sebenarnya sempat mempertahankan jumlah produksi seperti sebelumnya. Namun, ternyata kondisinya sepi dan pembeli turun drastis. Sehingga banyak ikan crispy dibuang karena berjamur dan rusak.

Mengenai pemasaran produk, Pur mengaku selama ini hanya mengandalkan pemasaran offline dengan menitipkan ke warung makan hingga restoran di sekitar kawasan Kedung Ombo. Selain itu, dirinya juga mempunyai delapan reseller yang ikut menjual produknya.

Baca Juga: Yang Ditunggu-tunggu, BST Mei-Juni 2021 untuk 30.806 Keluarga di Sragen Segera Cair

“Saya belum menjual secara online. Kalau reseller saya sudah menjualnya secara online. Karena memang tidak ada waktu dan minim pengetahuan di pemasaran online. Saya lebih fokus diproduksi,” ujarnya.

Purwanti merupakan satu dari 50 peserta UMKM Virtual Expo 2021 yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo dan Solopos Media Group.

Dia mengaku senang bisa menjadi salah satu peserta dalam UMKM Virtual Expo 2021 itu. Menurutnya, banyak pengalaman dan pengetahuan tentang marketing online yang didapatkan. Selain diajari mengenai pemasaran online, dia juga mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya packaging produk dalam penjualan online. Ilmu itu akan digunakannya untuk mengembangkan dagangan wader dan petek crispy khas Waduk Kedung Ombo.

“Harapannya, penjualan ikan crispy ini bisa berkembang lagi. Pasar online kan sangat luas. Nanti akan lebih memaksimalkan pemasaran secara offline dan online,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya