SOLOPOS.COM - Siswa SMK Model PGRI I Mejayan, Kabupaten Madiun, membersihkan umbi porang, Selasa (25/5/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN -- Porang kini menjadi tanaman yang banyak ditanam petani di Kabupaten Madiun. Terlebih, nilai jual porang sangat menjanjikan. Setidaknya ada 5.000 hektare lahan di Madiun kini ditanami porang.

Namun, yang menjadi permasalahan adalah pascapanen tanaman porang. Selama ini petani hanya menjual porang ini dalam bentuk mentah ke luar negeri. Padahal, jika porang ini diolah menjadi berbagai bahan pangan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Atas keprihatinan itu, siswa dan guru di SMK Model PGRI I Mejayan, Kabupaten Madiun, mencoba untuk menjawabnya. Yaitu dengan mengolah umbi porang menjadi berbagai produk yang layak dikonsumsi.

Kepala SMK Model PGRI I Mejayan, Sampun Hadam, mengatakan porang bisa menjadi potensi yang layak dikembangkan. Apalagi, saat ini para petani berbondong-bondong untuk menanam porang.

Baca Juga: Investor Dilarang Tanam Porang, Ini Alasan Bupati Madiun

Namun, kata Sampun, selama ini justru umbi porang hanya difokuskan untuk kebutuhan ekspor. Untuk itu, pihaknya mencoba memberikan inovasi dalam mengolah umbi porang supaya memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

“Awalnya karena keprihatinan. Bahwa porang ini melimpah dan selama ini para petani tergantung pada pabrik, dijual ke tengkulak, kemudian ditampung pabrik,” jelas dia kepada Madiunpos.com, Selasa (25/5/2021).

Layak Konsumsi

Sampun menuturkan dari uji coba berkali-kali, pihaknya berhasil menemukan bahwa porang bisa diolah secara sederhana dan layak konsumsi. Jadi, porang tidak melulu hanya dimonopoli untuk kebutuhan industri besar dengan investasi yang mahal.

Prosesnya umbi porang yang telah dibersihkan kemudian dipotong-potong. Selanjutnya direndam dengan menggunakan bio pengurai.

“Bio pengurai bertujuan untuk menghilangkan asam oksalat yang terkandung dalam umbi porang. Setelah itu hilang bisa langsung diolah menjadi beragam makanan,” kata dia.

Baca Juga: Anggota TNI Dikeroyok di Terminal Bungurasih, Empat Preman Ditangkap

Umbi porang yang sudah bersih itu disebut sebagai daging nabati. Setelah itu bisa diolah menjadi beragam aneka makanan.

Sampun menyebut daging nabati porang itu bisa diolah menjadi 47 produk turunan. Seperti bakso porang, pomade, satai, masker, nuget, dan lainnya.

“Saat ini kami bisa mengolah daging nabati porang ini menjadi 47 produk turunan. Tentunya ini bisa dikembangkan lagi,” jelas dia.

Lebih lanjut, pengolahan umbi porang dengan bio pengurai ini bisa dilakukan oleh petani sendiri. Konsep ini tentu akan membuat petani lebih berdaya karena bisa mengolah hasil panennya sendiri.

“Sistem pengolahan ini berbeda dari yang dilakukan oleh industri yang investasinya untuk membeli mesin bisa mencapai miliaran rupiah. Ini lebih sederhana,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya