SOLOPOS.COM - Puluhan pemuda mengikuti kajian bertajuk Sopo Ngiro Iso Tobat di Angkringan Sopo Ngiro, Giritirto, Wonogiri, Jumat (31/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Puluhan pemuda di Wonogiri mengikuti kegiatan kajian agama dengan tajuk Sapa Ngiro Iso Tobat di Angkringan Sopo Ngiro, Kelurahan Giritirto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Jumat (31/3/2023).

Acara yang diselenggarakan Zisda Wonogiri ini mewadahi anak muda untuk belajar Islam yang relevan dengan kehidupan pemuda. Manajer Zisda Wonogiri, Hanif Mustofa, mengatakan Sapa Ngiro Iso Tobat merupakan gerakan sosial yang mewadahi anak muda untuk belajar bersama tentang kepemudaan berbasis nilai-nilai keislaman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka mendengarkan kajian keislaman yang sesuai dengan kebutuhan anak muda. Kajian yang disampaikan merupakan sesuatu yang relevan dan dekat dengan kehidupan pemuda. Misalnya soal percintaan dalam perspektif Islam.

Kegiatan ini diselenggarakan satu bulan sekali setiap Jumat pekan terakhir. Tema yang dibahas selalu berbeda setiap kali pertemuan. Kegiatan kajian agama khusus untuk pemuda di Wonogiri itu sudah berlangsung selama empat kali sejak Desember 2022.

“Kajiannya santai. Enggak yang berat-berat. Pokoknya anak muda banget,” kata Hanif saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara di Angkringan Sopo Ngiro, Jumat.

Menurut Hanif, Zisda Wonogiri sebagai konter Lazis Jawa Tengah sengaja mengadakan kajian khusus pemuda karena di Wonogiri sangat jarang, bahkan tidak ada kajian yang benar-benar mewadahi kaum muda. Sementara kajian yang diikuti anak-anak dan dewasa hingga lanjut usia sudah banyak tersebar di desa-desa. 

“Nah yang di tengah-tengah ini belum ada yang mewadahi. Padahal usia-usia itu masih nakal-nakalnya. Makannya, kalau bisa yang datang ke sini itu malah mereka pemuda nakal, sapa ngerti isa tobat [siapa tahu bisa tobat] nakal. Kalau yang datang itu pemuda soleh, sudah biasa,” jelas dia.

Peserta Dibatasi 50 Orang Sekali Pertemuan

Hanif melanjutkan mereka yang datang ke kajian agama khusus pemuda bertajuk Sapa Ngiro Iso Tobat mayoritas anak-anak SMA Wonogiri dan sekitarnya. Ada pula kalangan mahasiswa. Mereka yang mengikuti kajian ini bukan saja dari Kecamatan Wonogiri, melainkan dari kecamatan lain seperti Wuryantoro dan Manyaran.

Bahkan ada pula dari Kecamatan Kismantoro dan Karangtengah. Para pemuda itu sebelumnya tidak dalam satu komunitas yang sama dan bahkan banyak yang tidak saling kenal, kecuali mereka yang datang bersama rombongan. 

“Saya juga kaget, yang datang justru ada yang dari wilayah-wilayah jauh dari sini [Kota Wonogiri],” ucap Hanif. Hanif menyebut kegiatan ini dibatasi 50 peserta karena tempat kajiannya hanya cukup untuk diikuti sejumlah itu.

Pada sisi lain, mereka yang datang akan menerima makanan ringan dan sega kucing khas angkringan secara gratis. Salah satu peserta, Dimas Prasetyo, mengaku sudah mengikuti kajian agama khusus pemuda di salah satu angkringan Wonogiri ini sebanyak tiga kali sejak Januari 2023.

Dimas datang bersama sembilan orang teman dari Kecamatan Wuryantoro mengendarai sepeda motor. Keinginan untuk menambah ilmu dan teman menjadi motivasi dia mengikuti kegiatan ini.

“Gampangnya begini, kalau ada acara dangdut atau hiburan lain di Alun-Alun Wonogiri saja bisa datang, masa hal baik seperti ini enggak bisa didatangi,” kata Dimas.

Menurut dia, kajian yang disampaikan para ustaz pada acara itu mudah diterima dan sangat relate dengan kehidupan dia sebagai anak muda. “Hari ini bahas soal move on dari pacar. Saya jadi tahu, sebenarnya pacaran dalam Islam itu bagaimana, ternyata enggak boleh,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya