SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo meluapkan kegembiraan seusai mencetak gol saat melawan PPSM Magelang dalam kompetisi Liga 2 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (22/4/2017) malam. (JIBI/Solopos/M. Ferri Setiawan)

Persis Solo menyumbang pajak hiburan lebih dari Rp200 juta ke dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Solo.

Solopos.com, SOLO — Selama menggelar empat pertandingan resmi dan tiga pertandingan persahabatan di Stadion Manahan, Persis Solo mampu menyumbangkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak hiburan senilai Rp207.527.750 kepada Pemkot Solo.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Berdasar data yang dihimpun Solopos.com dari Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Solo, Persis Solo dikenai pajak hiburan sebesar 10% dari hasil penjualan tiket pertandingan. Terdapat tiga pertandingan persahabatan yang dijalani Persis Solo sejak Maret 2017 lalu.

Adapun lawan Persis Solo di laga persahabatan itu adalah PSMP Mojokerto, Madiun Putra dan Persatu Tuban. Dalam tiga pertandingan persahabatan itu, Persis mampu meraup keuntungan Rp324.351.000. Dari laga melawan PSMP dan Madiun Putra, Persis Solo cukup membayar pajak masing-masing Rp11.997.900 dan Rp11.431.350 setelah mendapat keringanan pajak sebesar 10%.

Dalam pertandingan kandang menghadapi PSIS Semarang, Persis Solo mampu mencatatkan rekor pendapatan senilai Rp616.855.000 atau yang terbesar sejak 13 tahun terakhir. Hal itu berimbas pada besaran pajak hiburan yang harus dibayarkan kepada Pemkot Solo.

Adapun pajak yang sudah dibayarkan kepada Pemkot Solo dari penjualan tiket di laga itu mencapai Rp55.516.950 setelah mendapat keringanan senilai Rp6.168.550.

“Di laga kandang berikutnya melawan Sragen United dan Persiba Bantul. Sayang, laga itu tidak boleh dihadiri penonton karena sanksi dari Komdis PSSI. Imbasnya, kami tidak mendapat pemasukan dari hasil penjualan tiket sehingga tidak dikenai pajak hiburan,” jelas Manajer Pelaksana Panpel Pertandingan, Ery Purbojo, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (30/8/2017).

Saat melawan Persipur Purwodadi, Persis Solo mendapat pendapatan senilai Rp430.000.000 dengan pajak yang harus dibayarkan senilai Rp43.000.000. Melawan Persipon Pontianak, Persis mendapat pendapatan senilai Rp406.000.000 dengan pajak yang harus dibayarkan senilai Rp40.600.000.

“Di laga terakhir melawan Persipon, kami mencetak 17.000 lembar tiket, namun yang terjual hanya 15.591 tiket. Di laga kandang melawan PSIR Rembang [11 September], kami memprediksi ada kenaikan jumlah penonton hingga 22.000 karena itu pertandingan pamungkas bagi Persis. Tapi itu masih tergantung dengan hasil laga lanjutan Persis lawan PSIR Rembang di Malang pada 4 September nanti,” terang Ery.

Dari tiga pertandingan persahabatan dan empat pertandingan resmi Liga 2, Persis mampu mencatat pendapatan senilai Rp2.192.530.000. Adapun besaran pajak hiburan yang harus dibayarkan kepada Pemkot Solo senilai Rp207.527.750.

Menurut Ery, pendapatan yang diterima Pemkot Solo itu belum termasuk biaya sewa stadion senilai Rp22 juta untuk pertandingan resmi. “Biaya sewa stadion itu masuk pengeluaran panpel. Entah ada penonton atau tidak, kami tetap membayar sewa stadion senilai Rp22 juta,” kara Ery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya