SOLOPOS.COM - Desain sirkulasi udara ruangan kafe di era new normal. (Istimewa/Dok Erick Rahardjo Hoputro)

Solopos.com, SOLO — Sukses menyelesaikan desain interior pesawat tanpa atap, Erick Rahardjo Hoputro, 20, pemuda asal Kerten, Laweyan, Solo, merancang desain bagi pemilik bisnis food and bar di tengah situasi new normal. Hanya dalam sepekan, desain kafe yang memanfaatkan sirkulasi udara itu selesai dikerjakan.

Erick kepada Solopos.com, Minggu (18/4/2021) mengatakan ide mendesain berawal dari melihat situasi saat masyarakat telah divaksin dan aktivitas masyarakat kembali berjalan. Ia menyebut aktivitas makan di restoran atau pergi ke kafe juga semakin bergeliat. Namun, saat proses makan masker dan face shield tidak bisa digunakan.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Baca Juga: Perhimpunan Indonesia Tionghoa Tertarik Investasi Antarnegara di Pati

“Saya mengusulkan desain interior baru sebagai sebuah solusi memodifikasi meja agar dilengkapi oleh air suction channel. Didasari oleh pengertian bahwa penyebaran virus Covid-19 terjadi melalui kontak langsung respiratory droplet,” papar mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya itu.

Menurutnya, air suction channel berfungsi menyedot udara disekitar konsumen secara individual dan kemudian dialirkan menuju ruangan lain melalui sebuah saluran yang sudah dilengkapi sistem filtrasi. Konsep itu diharapkan mengurangi kontak udara terjadi secara tidak kasat mata antarindividu dalam ruangan restoran atau kafe. Lalu, mampu mengurangi resiko penyebaran berbagai macam virus termasuk salah Covid-19.

“Saya merasa banyak orang khawatir untuk mengonsumsi makanan atau minuman ditempat umum karena harus membuka masker, termasuk ayah saya. Mereka merasa tidak ada perlindungan terhadap penyebaran virus, apalagi berada dalam ruangan tertutup dan ber-AC. Jadi sebagai desainer saya mencari solusi dan akhirnya terlahirlah konsep airflow control ini,” imbuh dia.

Ia menambahkan konsep itu memanfaatkan prinsip sirkulasi udara sederhana yakni seluruh volume udara dalam ruang harus tergantikan sebanyak 6-10 kali dalam periode 60 menit. Menurutnya, perhitungan konsep itu dapat dilakukan secara sederhana menggunakan rumus ACH atau Air Change per Hour.

Menurut pemuda asal Solo itu, desain tersebut bisa juga digunakan di warung sederhana. Hal itu dikarenakan yang diperlukan cukup mengganti meja yang dilengkapi air suction channel.

Baca Juga: Masjid Agung Baitunnur, Pusat Islam di Kabupaten Blora Sejak Tahun 1722

Ia menambahkan desain itu juga tidak memerlukan renovasi interior signifikan seperti modifikasi lantai atau tembok. Meskipun beberapa kasus modifikasi serupa diperlukan demi keindahan estetika ruangan.

“Saya berharap konsep ini mampu membantu banyak orang sebagai solusi kecemasan yang ada,” papar CEO InteriorHaha itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya