SOLOPOS.COM - Santri memilah ikan koi yang akan dipasarkan di Kebon Iwan kompleks Ponpes Al Barokah, Desa Gunting, Kecamatan Wonosari, Klaten, Kamis (1/4/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Abdul Hamid, 30, baru sekitar lima tahun menekuni usaha budidaya ikan koi di Klaten, tepatnya sejak 2016 lalu. Namun, usahanya itu kini terbilang berhasil dan ikan koinya bisa menembus pasar Pulau Jawa dan Bali.

Bahkan, budidaya ikan koi yang dijalankan Hamid kini mulai menjadi ladang pekerjaan warga sekitar Pondok Pesantren (Ponpes) Al Barokah di Desa Gunting, Kecamatan Wonosari, Klaten.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hamid merupakan putra pengasuh Ponpes Al Barokah, KH Muhammad Adnan Mualif. Pengembangan ikan koi di ponpes itu ditekuni Hamid sepulang dari mondok di Ponpes Al Falah, Kediri, Jawa Timur.

Baca Juga: "Malioboro" Di Jl Gatsu Solo: Dicetuskan Jokowi, Direalisasikan Gibran?

Rintisan usaha budidaya ikan koi itu diawali dari niatan Hamid memanfaatkan kolam ikan yang sudah ada di kompleks Ponpes Al Barokah, Klaten.

“Biasanya diisi lele kemudian ketika besar digoreng. Saya kemudian berpikir bagaimana bisa memaksimalkan kolam yang ada,” kata Hamid saat ditemui Solopos.com di Ponpes Al Barokah, Kamis (1/4/2021).

Awalnya, Hamid mengaku hanya memelihara 50 ekor ikan koi. Berhubung di samping kolam ikan koi itu ada pembesaran lele, ikan koi hilang 25 ekor. "Yang masih tersisa kemudian diborong pembeli dan laku Rp5.000 per ekor," jelasnya.

Baca Juga: Siap-Siap! Hunian 535 Keluarga Terdampak Proyek Rel Layang Joglo Solo, Pekan Ini Diukur

Autodidak

Tak patah arang, Hamid lantas belajar budidaya ikan koi hingga harga jual di Klaten. Ia belajar secara autodidak hingga menimba ilmu dari peternak.

”Setelah bisa berjalan, kemudian berniat bagaimana ikan koi ini bisa untuk mengembangkan ekonomi ponpes agar ponpes tidak selalu mengandalkan sumbangan,” jelasnya.

Usaha budidaya ikan koi itu terus berkembang dan mulai bisa mendukung kebutuhan operasional pondok. Harga jual ikan koi beragam mulai Rp25.000 hingga Rp7 juta per ekor.

Baca Juga: Ngeri! Pria Ini Ceritakan Kondisi Jembatan Patihan Madiun 10 Menit Sebelum Diterjang Arus

Pemasaran ikan ikan koi menjangkau ke berbagai daerah di luar Klaten bahkan Pulau Jawa dan Bali. Ikan koi hasil budidaya di Kebon Ikan itu juga berulang kali memenangi kontes.

Kali terakhir Hamid menjuarai kontes ikan koi di Kediri, Jawa Timur, pekan lalu. Dalam pengelolaan budidaya ikan koi itu, Hamid dibantu sebagian santri ponpes serta kaum muda sekitar pondok. Tujuannya agar mereka mendapatkan bekal kecakapan hidup.

“Awal itu ada 10 santri yang bergabung. Tetapi karena santri harus fokus belajar, fokusnya menggandeng pemuda sekitar yang menganggur. Dampak pandemi Covid-19 banyak yang kena PHK akhirnya pindah ke sini. Untuk santri saat ini masih ada yang ikut sekitar empat orang,” kata Hamid.

Baca Juga: Pendaftaran Peserta Diplomat Solo E-Sport Arena 2021 Diperpanjang, Buruan Daftarkan Timmu!

49 Anak Muda Terlibat

Saat ini, ada 49 anak muda sekitar pondok tersebut yang menjadi reseller ikan koi hasil budidaya pemuda Klaten itu. Sudah ada enam orang yang semula menjadi reseller Kebon Iwak kemudian bisa mandiri mengembangkan budidaya ikan koi.

Tiga orang merupakan alumni Ponpes Al Barokah. Selain bermanfaat bagi santri serta pemuda sekitar pondok, budidaya ikan koi itu menular ke ponpes lainnya.

Hamid bercita-cita memanfaatkan sawah yang menganggur di sekitar pondok untuk budidaya ikan koi. Saat ini, ada tiga lokasi sawah menganggur dan disulap menjadi tempat budidaya dengan benih didukung dari Kebon Iwak.

Baca Juga: Ketat Banget! Jemaat Gereja Klaten Wajib Bawa Kartu Khusus dan Dilarang Bawa Tas Besar

“Cita-cita lainnya ingin punya toko untuk jual ikan koi kelas premium. Jadi ikan-ikan koi yang harganya lebih dari Rp500.000 dijual di toko itu,” jelasnya.

Salah satu santri Ponpes Al Barokah, Klaten, M Salafudin, 24, mengatakan sekitar tiga tahun terakhir membantu proses budidaya ikan koi milik Hamid.

Manfaat Ekonomi Bagi Santri

Ia mengaku aktivitas itu tak mengganggu kegiatan utamanya sebagai santri. “Kegiatannya kalau habis subuh itu mengaji, pagi gotong royong, siang di budi daya. Magrib ngaji lagi, malam kajian,” kata warga Desa Kingkang, Wonosari, itu.

Baca Juga: Bikin Resah Pelaku Usaha Periklanan Soloraya, 3 Maling Baliho Jadi Tersangka



Salafudin mengatakan banyak manfaat yang ia peroleh selama terlibat dalam budidaya ikan koi di ponpes wilayah Klaten itu. Selain bisa mempelajari budidaya ikan koi, Salafudin bisa mendapatkan manfaat ekonomi.

“Bisa tetap mengaji, tetapi juga bisa belajar budidaya serta ada hasil dari ikut budidaya ikan koi,” katanya.

Salah satu pengurus Ponpes Al Barokah, Marzuki, mengatakan ada 15 santri mukim di Ponpes Al Barokah serta 50 santri kalong. Selama ini, para santri tak hanya fokus belajar agama. Mereka mendapatkan pembelajaran kecakapan.

Baca Juga: Hujan Angin 1 Jam Rusak Bangunan SD dan Rumah Warga Di Kerjo Karanganyar

Kebutuhan Operasional Ponpes

Marzuki mengatakan meski belum sepenuhnya menutup kebutuhan operasional pondok, keberadaan budidaya ikan koi yang dirintis Abdul Hamid membantu kegiatan pondok. Termasuk bisa memberikan dampak positif ke santri dan warga sekitar.

“Dari kegiatan ini anak-anak muda sekitar yang tidak bekerja diajak untuk ikut terlibat dalam budi daya ikan koi,” jelasnya.

Kepala Desa (Kades) Gunting, Triyanto, mengapresiasi kegiatan budi dayaikan koi yang dilakukan di Ponpes Al Barokah, Klaten.

Baca Juga: Pengisian Perdes Sragen, Bupati: Jangan Ada Yang Dolanan Duit! 

“Usaha ikan koi sedikit banyak menggerakkan ekonomi masyarakat. Banyak anak-anak muda yang bergabung menjadi reseller dan berhasil menjual sampai ke Bali dan berbagai wilayah di Indonesia,” tuturnya.

Sebagai bentuk dukungan, pemerintah desa mengizinkan sawah kas desa untuk lokasi pembesaran ikan koi. "Kami berharap Kampung Ikan koi bisa terwujud di Desa Gunting dan harapan terbesar kami bisa menggerakkan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya