SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani milenial (Freepik)

Solopos.com, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah mengembangkan petani milenial sebagai bentuk dukungan kepada Kementerian Pertanian dalam upaya melakukan regenerasi petani yang berkelanjutan.

Gubernur Jawa Barat yang diwakili Kepala Biro Perekonomian, Beni Ahmad Bachtiar, menyampaikan sudah ada 8 petani milenial yang diharapkan menjadi motivator.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Kami laporkan Pak Menteri, tanggal 7 sampai 14 Februari, kami membuka seleksi untuk mengolah lahan tidur seluas 152 hektare. Tercatat, 9.000 pendaftar dan terseleksi menjadi 2.420 petani muda," ungkap Beni saat menyampaikan sambutan pada Program Milenial Smartfarming kerja sama PT BNI dengan Kementerian Pertanian, yang dihadiri Menteri Pertamian Syahrul Yasin Limpo, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto, Komandan Korem (Danrem) 062/Tarumanagara, Muchidin, di Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).

Baca Juga: Teknologi 4.0 Apartemen Ayam 5 Lantai, Pakan Hingga Kotoran Minim Sentuhan

Ekspedisi Mudik 2024

Tujuan lain program ini menurut Beni adalah untuk menahan urbanisasi dan memberi kesempatan bagi mereka yang bekerja di manufaktur yang terdampak pemutusan hubungan kerja.

Selain menghadiri penandatanganan kerja sama antara Kementan dengan BNI, dilakukan juga panen jagung pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi bersama petani milenial.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan terdapat 30 hektare areal jagung yang dipanen hari itu.

"Kelompok Tani Mekarsari III di sini menggunakan varietas BISI 99 dan BISI 18 dengan produktivitas per hektare mencapai 7,32 ton. Korporasi Jagung juga sudah ada dalam Koperasi yaitu Koperasi Sinar Jagung Priangan. Di Kabupaten Bandung, total KUR BNI yg telah dicairkan Rp2,5 miliar," kata Suwandi.

Baca Juga: Data BPS: Anak Muda Keluarga Kaya Lebih Telat Nikah Dibandingkan Anak Muda Miskin

Suwandi melanjutkan ke depan direncanakan pengembangan jagung di Kabupaten Bandung seluas 15.000 hektare.

"Saat ini sedang dilaksanakan penataan untuk kawasan penanganan panen dan pasca panen jagung yg akan dihibahkan ke Pemkab Bandung seluas 5 hektare di Nagreg," imbuhnya.

Untung Besar

Sebagai informasi, harga jagung panen kering yaitu Rp4.000 per kg dengan biaya produksi per hektare mencapai Rp11,3 juta.

Pendapatan petani Rp29,28 juta per hektare, jadi keuntungan petani per hektare sebesar Rp17,98 juta. Beberapa mitra pasar yang siap menyerap hasil panen tercatat, PT HARIM, Charoen Pokphand, Bahuma, Malindo.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa di saat seperti ini yang bisa menyelamatkan negara adalah kebersamaan.

Baca Juga: Orang Jawa Barat Paling Suka Makanan Asin, Faktor Gen Pengaruh?

"Perut rakyat itu penting. Vaksin bisa disuntikkan. Tapi kalau perut rakyat lapar, bisa jadi "monster" semua. Dan agar itu tidak terjadi, kita semua hadir dan lakukan hal ini," kata Mentan SYL.

Mentan SYL menjelaskan bahwa dulu, anak-anak muda pergi ke kota untuk cari uang. Tapi sekarang menurutnya sudah berbeda.

"Itu jawabnya adalah pertanian. Oleh karena itu, pertanian tidak boleh macet. Pertanian yang terancang dengan baik. Anak-anak petani milenial harus turun," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya