SOLOPOS.COM - Warga Kampung Ledoksari di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota beraktivitas di lingkungan mereka, Kamis (22/3/2018). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Kampung Ledoksari disulap menjadi Kampung Pelangi.

Solopos.com, BOYOLALI—Di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota terdapat Kampung Ledoksari yang dikenal dengan nama Kampung Baben. Dinamai Baben karena kampung yang berada di wilayah RW IX ini dahulu kala merupakan kawasan peternakan babi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mendengar kata kandang babi, mungkin sebagian orang akan membayangkan sebuah tempat yang kumuh dan bau. Menurut salah satu warga setempat, Suwiyono, 49, zaman dulu kondisinya memang demikian.

“Dulu daerah ini memang kumuh dan bau karena merupakan daerah peternakan babi,” ujarnya saat ditemui Kamis (22/3/2018) di kampung tersebut.

Sekitar 1990, kawasan ini dialihkan menjadi kawasan permukiman yang sebagian besar penghuninya berprofesi pemulung. Puluhan bangunan berukuran 4meter (m) x 4 m dengan luas tanah 4m x9 m dibangun di kawasan tersebut. (baca juga: PEMBANGUNAN BOYOLALI: 2018, Desa Karanggeneng Boyolali Ditarget Bebas RTLH)

Namun, saat itu kesan kumuh belum juga sirna. Perilaku warga yang kesadarannya masih kurang dalam menjaga kebersihan lingkungan menyumbang kesan perumahan tidak nyaman ditinggali. Pemkab Boyolali pun gencar melakukan sosialisasi mengenai kebersihan lingkungan dan mulai membangun kesadaran membuang sampah pada tempatnya.

Lambat laun, kawasan ini sedikit lebih bersih dan warga mulai terbiasa membuang sampah pada tempat yang disediakan.

Saat ini setelah permukiman ini dibangun, wajah Kampung Ledoksari sudah berbeda. Kawasan ini sudah jauh lebih cantik dan lebih nyaman. Lingkungan bersih dan masing-masing wajah rumah dicat dengan kombinasi warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya mirip warna yang ada di pelangi.

Tak hanya disulap perwajahannya, jalan yang sebelumnya berupa jalan tanah kini sudah dipaving. Kawasan ini juga dilengkapi dengan sarana air bersih, mandi cuci kakus (MCK) komunal, dan taman sebagai ruang terbuka publik (RTP).

Menurut Kepala Desa Karanggeneng Suparji, kawasan ini sekarang sudah sangat nyaman dan menyenangkan bagi warga.

“Tentu sekarang sudah lebih nyaman ditinggali,” kata dia.

Warga lain, Kristianto, 22 mengatakan tidak ada semangat lain dari warga kecuali menjaganya tetap bersih dan indah.

“Kalau sudah bagus begini kan sungkan bikin kotor lagi,” kata karyawan swasta ini.

Sementara itu, “penyulapan” kawasan ini merupakan wujud dari Bantuan Dana Investasi (BDI) Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) 2017 senilai Rp500 juta.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Boyolali Hendrarto Setyo Wibowo mengatakan capaian pengurangan kawasan kumuh di Boyolali khususnya di Kampung Ledoksari ini mencapai 0,56 hektare (ha). “

Target nasional untuk Boyolali sebenarnya 0,36 ha. Ini berarti Boyolali sudah jauh melampaui target,” kepada wartawan seusai acara Peresimian dan Penyerahan Kegiatan BDI-PLBK 2017, Kamis.

Sementara itu, dalam peresmian tersebut Wakil Bupati M. Said Hidayat memberi nama kampung itu dengan Kampung Pelangi Ledoksari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya