SOLOPOS.COM - Para siswa SMP Negeri 2 Nguntoronadi, Wonogiri yang mengikuti program Kelas Khusus Olahraga (KKO) tengah berlatih sepak bola di halaman sekolah, Kamis (18/3/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — SMP Negeri 2 Nguntoronadi, Wonogiri menjadi satu-satunya sekolah menengah pertama di Wonogiri yang mempunyai rintisan Kelas Khusus Olahraga atau KKO. Sekolah itu merintis program KKO lantaran mempunyai segudang prestasi di bidang olahraga.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, sekolah tersebut sering kali memenangkan kejuaraan atletik, khususnya lari, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Namun, pada program rintisan KKO itu difokuskan untuk pembinaan olahraga sepak bola.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Klub sepak bola di sekolah itu diberi nama KKO Esperodi. Esperodi kepanjangan dari SMP lara (dua dalam bahasa jawa) Nguntoronadi.

Baca Juga: Jatuh Saat Ngontel di Gondangrejo, Guru PNS Solo Meninggal

Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Nguntoronadi, Wonogiri, Budi Sudaryatmo, mengatakan program KKO itu dirintis sejak Maret 2020. Pada tahun ajaran 2020/2021, pihaknya telah menerima 16 siswa yang sudah diseleksi secara ketat. Rata-rata anak yang lolos seleksi saat di Sekolah Dasar sudah mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) di daerah masing-masing.

Siswa yang mengikuti KKO, menurut Budi, diwajibkan tinggal di asrama yang masih satu kawasan dengan sekolah. Setiap pagi dan sore, mereka harus mengikuti latihan rutin. “Kalau ditempatkan di asrama koordinasinya mudah dan latihannya bisa rutin. Sabtu siang mereka pulang ke rumah, Senin balik ke asrama lagi,” kata dia saat ditemui di ruang kerja, Kamis (18/3/2021).

Budi mengatakan pada awal pembukaan KKO, pihaknya mengaku masih banyak kekurangan, seperti ketersediaan tempat tidur atau bad di asrama hingga dalam hal asupan makanan. Beruntungnya, para wali dari siswa yang ikut KKO cukup antusias dan mendukung penuh anaknya di asrama.

“Jadi saat itu kami hanya mampu menyediakan beberapa tempat tidur. Bersyukur orang tua siswa banyak yang membantu untuk pemenuhan fasilitas itu. Sehingga bisa tercukupi bad tidurnya. Para orang tua ini rela berpartisipasi demi kesuksesan anaknya menjadi pemain sepak bola,” ungkap dia.

Biaya

Untuk makan sehari-hari, lanjut Budi, orang tua murid sepakat untuk memesan kepada salah seorang warga di sekitar sekolah. “Pola makannya memang asupan gizinya harus tinggi. Setiap satu pekan orang tua mengeluarkan biaya sekitar Rp300.000 untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Tapi untuk lima anak kami subsidi, karena dari keluarga sederhana namun skillnya bagus,” kata dia.

Menurut dia, aktivitas siswa yang mengikuti KKO tidak menggangu kegiatan belajar di sekolah. Mereka tetap mendapatkan materi pembelajaran seperti siswa lainnya. Hanya saja mereka mempunyai kegiatan tambahan.

Menurut Budi, 16 siswa yang saat ini mengikuti KKO Esperodi merupakan kelahiran 2008. Sehingga ketika mengikuti turnamen, kategorinya Usia 13 tahun atau U-13. Selama di KKO mereka telah mengikuti beberapa turnamen dan berhasil menyabet juara.

Baca Juga: Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam, PT KAI Naikkan Tarif Tes GeNose Per Lusa

Di antara prestasi yang sudah diperoleh yakni juara I dalam rangka Hari Ulang Tahun SSB Zatel Mayer Karanganyar dan juara II HUT SSB Matra, Kebakkramat, Karanganyar. “Ini sedang mengikuti Fg-Liga Jateng Hebat tingkat karisidenan Solo. Saat ini tim kami masih menduduki puncak klasmen,” kata dia.

Budi menyebut hingga kini masih ada beberapa kekurangan klub KKO Esperodi. Di antaranya akses menuju SMP 2 Nguntoronadi. Dari jalan provinsi Solo-Pacitan, jaraknya masih tujuh kilometer. “Sekolah inikan berada di perbukitan, jauh dari jalan raya. Selain itu lapangan yang digunakan latihan masih meminjam lapangan desa setempat,” kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya