SOLOPOS.COM - Peter Smith menabuh gamelan beberapa siswa dari Taman Muda (SD) Ibu Pawiyatan di Pendopo Taman Siswa. (I Ketut Sawitra/JIBI/Harian Jogja)

Para warga negara asing melakukan kolaborasi unik antara beberapa siswa dari Taman Muda (SD) Ibu Pawiyatan

Harianjogja.com, JOGJA–Kolaborasi unik antara beberapa siswa dari Taman Muda (SD) Ibu Pawiyatan saat menembangkan karawitan dengan lantunan gamelan dari kelompok Siswa Sukra, Southbank Center, London, berhasil menghibur penonton yang hadir di Pendopo Taman Siswa.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kelompok Karawitan Siswa Sukra sendiri mayoritas anggotanya adalah Warga Negara Asing.

Ketua Badan Khusus Taman Kesenian Majelis Luhur Taman Siswa Ki Priyodwiarso mengapresiasi keberadaan kelompok Siswa Sukro yang serius mempelajari gamelan. Ia menilai masyarakat Indonesia semestinya dapat mencontoh para orang asing yang sangat tertarik dengan kebudayaan asli Nusantara.

“Orang asing saja mau secara serius mempelajari gamelan. Mestinya kita sebagai orang Indonesia sendiri harus ikut mempelajari dan melestarikan. Karena itu adalah jadi diri kita. Untuk menjadi bangsa yang besar kita tidak boleh melupakan jati diri bangsa sendiri, ” katanya, Kamis (10/8/2017).

Tanpa jati diri dan penguatan kearifan lokal, imbuhnya, sebuah bangsa tidak akan pernah menjadi besar. Ki Priyodwiarso mencontohkan bangsa Jepang yang tangguh karena tetap membawa semangat samurainya. Dengan semangat samurai itu, Jepang, katanya, bisa mengalahkan Rusia pada perang tahun 1904 dan berani menantang Amerika Serikat pada perang Pasifik.

“Jika kesenian dan kearifan lokal kita hilang, mau kemana kita. Orang bule saja mau belajar dan sengaja datang ke Jawa untuk menambah wawasannya di bidang gamelan. Tadi saya sempat bicara dengan mereka, katanya gamelan itu adalah konsumsi positif untuk jiwa. Bisa membuat tenang,” jelas Putra pencipta tembang dolanan terkenal, Ki Sukatno ini.

Salah satu pentolan dan guru gamelan kelompok Siswa Sukra Peter Smith mengaku sangat senang bisa berkolaborasi dengan siswa-siswi Taman Muda (SD) Ibu Pawiyatan.

Setelah berkolaborasi, ia mengungkapkan kekhawatirannya selama ini bahwa gamelan tidak akan punya penerus di masa yang mendatang, hilang seketika.

Peter Smith menambahkan kelompoknya ke Indonesia dalam rangka tour ke tiga kota, yakni Jakarta, Jogja, dan Solo. “Kami semuanya ada 25 personel, beberapa dari mereka sudah belajar puluhan tahun, sebelum main di Taman Siswa, kami sebelumnya sudah pentas di FKY,” ucapnya dalam bahasa Jawa Kromo.

Ia mengatakan  tour  dilakukan untuk menggalang dana agar para siswanya di Inggris bisa berkunjung ke tanah asal gamelan, yakni pulau Jawa. “Salama ini kita membiayai sendiri semua kegiatan. Karena  kita melakukan tour ini untuk menggalang dana,” jelas Pria yang pernah tinggal di Solo ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya