SOLOPOS.COM - Seorang warga memilah-milah jenis dagangan yang ada dalam laman pasarsragenonline.com lewat ponsel androidnya dari rumahnya di Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Rabu (22/4/2020). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Animo masyarakat Sragen untuk belanja online di pasarsragenonline.com meningkat. Jumlah transaksi di website milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen tersebut mencapai 15-20 transaksi per hari. Sementara, jumlah pengunjung website yang tercatat ada 5.444 pengunjung atau 73 pengunjung per hari.

Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Disperindag Sragen Aan Suyitno saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (22/4/2020), mengatakan website pasarsragenonline.com dibuat pada 2 April 2020 sebagai tindak lanjut atas instruksi Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada awal April itu pula, Aan menyiapkan website yang dilengkapi dengan Facebook dan Instagram. Setelah aplikasi itu jadi, kata dia, kemudian muncul Joxi-App yang ikut membantu pasar online Sragen untuk jasa pengiriman barang.

Heboh Beda Mudik dan Pulang Kampung, Ivan Lanin: Makna Kata Bukan di Kamus, Tanya Pada Politikus!

"Pasar online pertama diterapkan di Pasar Bunder Sragen. Dari seribuan pedagang memang hanya 30 pedagang yang bergabung karena hanya 30 pedagang itulah yang bisa mendukung pasar online dengan ponsel android. Banyak pedagang yang belum familiar dengan HP android. Sebanyak 30 pedagang itu sudah mewakili komoditas di Pasar Bunder," ujar dia.

Aan menjelaskan dalam perkembangannya jumlah pedagang Pasar Bunder yang bergabung bertambah menjadi 40 pedagang. Para pedagang di Pasar Gemolong dan Pasar Sragen Kota juga ikut bergabung.

Dia mengatakan animo masyarakat Sragen untuk belanja online semakin meningkat. Dia menyebut jumlah transaksi per hari fluktuatif tetapi rata-rata 15-20 transaksi per hari.

Ada Kendala

Aan menyampaikan kelemahan dalam system website pasarsragenonline.com. Salah satunya, sebut Aan, ketika jenis belanjaan yang dibelinya berbeda maka pembeli harus bertransaksi dengan pedagang lebih dari satu sehingga kurang praktis.

DIJUAL: Yamaha Headset

Sebenarnya ada pedagang online di Pasar Bunder, terang dia, yang mau melayani barang sesuai dengan keinginan pembeli.

"Kami sedang menjajaki kerja sama untuk pengiriman barang atau belanja barang dengan mitra ojek online Gojek. Selama ini yang kami tahu mitra ojol itu bisa membelanjakan barang sesuai pesanan pembeli," ujarnya.

Aan menyebut ada seorang warga Gemolong yang pernah belanja secara online di Pasar Bunder Sragen dengan jasa pengiriman lewat Joxi-App. Dia mengatakan adanya pasar online ini sebenarnya untuk membatasi adanya interaksi fisik saat transaksi jual beli.

Selain itu, lewat pasar online, Aan ingin menaikan kelas para pedagang pasar tradisional supaya tidak kalah dengan pasar modern.

Viral Buka Bra saat Live IG, 3 Siswi SMA Ditangkap Polisi

Kepala Disperindag Sragen Tedi Rosanto mengatakan peran Disperindag sebenarnya hanya memfasilitasi pedagang dan pembeli supaya lebih mudah dalam transaksinya dalam situasi wabah virus corona. Tedi menyampaikan pembeli bisa memilih jasa pengiriman barang, seperti tukang becak, inline, atau Joxi-app.

"Yang memesankan jasa pengiriman barang itu pedagang dan pembeli tingga bayar ongkos kirimnya. Kalau nanti Pasar Gemolong dan Pasar Kota gabung maka masih dalam satu website itu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya