SOLOPOS.COM - Kepala Disdagnakerkop dan UKM Kabupaten Karanganyar memukul gong sebagai tanda peluncuran aplikasi Sewu Kembang di Lingkungan Nglurah, Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Kamis (3/12/2020). (Istimewa/Dokumentasi KMTM UMS)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kabupaten Karanganyar memiliki kawasan sentra tanaman hias yakni di Lingkungan Nglurah, Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu.

Sayangnya, potensi luar biasa sentra tanaman hias ini belum terkabarkan secara massif kepada masyarakat luas. Untuk itu, warga setempat dibantu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggagas aplikasi Sewu Kembang untuk memperkenalkan pesona wisata tersembunyi di kawasan itu.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Lingkungan Nglurah memang menjadi sentra tanaman hias di Tawangmangu. Data yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, ratusan warga Nglurah membuka usaha budi daya dan penjualan tanaman hias.

KPK Tangkap Pejabat Kemensos, Diduga terkait Bansos Penanganan Covid-19

Selain sentra tanaman hias, Nglurah juga kental dengan tradisi dan budaya. Kegiatan yang rutin dilaksanakan upacara bersih dusun, yakni Dukutan setiap Selasa Kliwon Wuku Dukut. Upacara dilaksanakan di Situs Menggung di lingkungan setempat.

Kepala Lingkungan (Kaling) Nglurah, Ismanto Hartono, membenarkan potensi sentra tanaman hias di Tawangmangu ini belum banyak dikenal. Salah satu penyebabnya adalah lokasi Nglurah. Ismanto menyebut lokasi Nglurah agak tersembunyi.

Sebagai gambaran, pengunjung yang hendak menuju Nglurah harus menyusuri jalan kampung. Selain itu, letak sentra tanaman hias di Tawangmangu ini lebih tinggi apabila dibandingkan permukiman lain.

Debat dengan Paslon Tunggal Tak Dinamis, Pengamat Politik Desak PKPU Dibenahi

Promosi Lewat Online

“Sebetulnya banyak orang mencari tahu tentang kampung wisata Nglurah. Wisata kembang, tanaman hias. Tetapi kan tempatnya agak masuk. Aksesnya [sulit]. Akan menjadi lebih baik kalau bisa dipromosikan lewat online,” kata Ismanto saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (3/12/2020).

Merespons keterbatasan itu, mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin (KMTM) UMS menjalankan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) tahun 2020.

Program dimulai Agustus dan berakhir pada Desember ini. Mahasiswa UMS itu memberikan rangkaian program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Targetnya adalah aplikasi Sewu Kembang.

Warga Sragen Diduga Terjun ke Bengawan Solo Ditemukan Tak Bernyawa

“Aplikasi yang isinya semua potensi Nglurah. Apa saja yang ada di lingkungan Nglurah, seperti tanaman hias, objek wisata Situs Menggung, bumi perkemahan Pleseran, homestay, produk UKM, teh Stevia, dan lain-lain. Melalui aplikasi itu, informasi potensi Nglurah bisa sampai kepada orang banyak,” ujarnya.

Ketua Tim PHP2D UMS, Muhammad Nur Wakid, menyampaikan tertarik dengan sentra tanaman hias di Tawangmangu ini karena potensi wisata alamnya melimpah. Di sisi lain, belum banyak orang mengetahui. Masyarakat Nglurah juga belum mengembangkan potensi secara maksimal.

“Punya banyak potensi tetapi pengetahuan warga terkait wisata alam, wisata terpadu, dan wisata kreatif itu minim. Aplikasi Sewu Kembang itu program akhir. Sarana pembuatan wisata kreatif,” tutur dia saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/12/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya