SOLOPOS.COM - ilustrasi (Espos/Sunaryo Haryo Bayu/dok)

ilustrasi (Espos/Sunaryo Haryo Bayu/dok)

SOLO—Rencana revitalisasi Pasar Klewer yang dibangun empat lantai dianggap melanggar ketinggian dari Sangga Buana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pernyataan itu diungkapkan Pengageng Pariwisata dan Museum 3, KRMH Satryo Hadinagoro, saat ditemui wartawan, di kawasan Keraton, Kamis (13/9/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Kalau rencana empat lantai ya jelas melebihi ketinggian Sangga Buana. Namun persoalan ini kadang dianggap sudah basi, bahkan ada yang mengatakan klenik,” jelas Satriyo.

Ekspedisi Mudik 2024

Satryo menegaskan proses pembangunan beberapa gedung di Kota Solo telah rusak sejak lama. Artinya, pemangku kepentingan kurang memperhatikan kesakralan dan kewibawaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Satryo menuding Pemkot Solo tebang pilih dalam menata kota. “Semestinya Pemkot jangan parsial, kenapa dulu pembangunan PGS dan bangunan lainnya tidak dipermasalahkan?” ujar Satryo.

Satryo menegaskan kawasan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat merupakan titik emas yang perlu diperhatikan. Menurutnya, Pemkot Solo harus memperhatikan secara menyeluruh untuk mengatur pembangunan di kawasan Keraton. ”Pemkot tidak hanya berbicara soal ekonomi dengan membangun Pasar Klewer. Saya mohon Pemkot memikirkan situs lingkungan di kawasan Keraton yang termasuk cagar budaya,” jelasnya.

Satryo mempertanyakan apabila revitalisasi Pasar Klewer terlaksana, apakah kemacetan arus lalu lintas di area Pasar Klewer dapat terurai. Jika yang dipikirkan Pemkot perihal sisi ekonomi, Satryo mengatakan ikon Solo dengan sebutan Kota Budaya berangsur hilang.

“Daya tarik wisatawan asing datang ke Solo kan ingin melihat Keraton. Kalau kawasan ini tidak diperhatikan, ya lama-lama daya tarik wisatawan akan berkurang. Apa bedanya Kota Solo dengan Sukoharjo dan kota lainnya. Kalau Keraton sendiri tidak merasa dirugikan, namun masyarakat Solo yang merugi. Sebab, induk pariwisata ya berada di Keraton,” jelas Satriyo.

Menurut Satriyo, dalam revitalisasi Pasar Klewer, pihak Keraton belum pernah diajak bicara atau duduk bersama untuk membahasnya. Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Pemkot Solo untuk mengkaji ulang tentang revitalisasi Pasar Klewer dengan melibatkan semua pihak.

”Intinya, pembangunan tidak bicara soal ekonomi semata. Adakah faktor kerugian yang lebih besar di belakang hari. Akankah kesakralan dan kewibawaan Keraton semakin memudar. Nah, itu yang patut diperhatikan,” kritik Satryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya