SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung menyaksikan batu prasasti di Keraton Agung Sejagat, Purworejo, Jateng. (Antara-Heru Suyitno)

Solopos.com, WONOGIRI -- Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Wonogiri langsung bergerak begitu mendengar informasi Keraton Agung Sejagat juga mempunyai markas di Kota Sukses.

Dari hasil pengecekan, Kesbangpol belum mendeteksi adanya pengikut atau pun markas Keraton Agung Sejagat di Wonogiri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Kantor Kesbangpol Wonogiri, Sulardi, mengaku kaget mengetahui berita di media massa bahwa Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel menyatakan Keraton Agung Sejagat yang didirikan Toto Santoso di Purworejo sebagai raja dan Fanni Aminadia sebagai ratu itu memiliki markas lain di Wonogiri dan Klaten.

Sulardi belum pernah mengendus adanya pengikut maupun markas Keraton Agung Sejagat di Kota Sukses. Sulardi kemudian langsung berkoordinasi dengan seluruh jaringan intelijen dari kepolisian, kejaksaan, kecamatan, hingga tingkat rukun tetangga (RT).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, tidak ada jaringannya yang mengetahui secara pasti adanya pengikut maupun markas Keraton Agung Sejagat. Sulardi sudah meminta semua pihak terus memonitor.

Menurut dia, keterangan Kapolda kemungkinan besar berdasar hasil penyidikan terhadap kedua tersangka, Toto dan Fanni. Sulardi segera berkoordinasi dengan aparat Polres Wonogiri apabila di kemudian hari mendeteksi adanya pengikut atau markas Keraton Agung Sejagat.

Mahapatih Keraton Agung Sejagat Menghilang, Mundur dari PNS karena Iming-Iming Raja Toto

“Setiap waktu kami [jaringan intelijen] memonitor kegiatan masyarakat. Belum pernah ada kegiatan mencurigakan terkait Keraton Agung Sejagat. Saya juga belum pernah mendengar kabar ada warga yang berpenampilan seperti 'abdi' Keraton Agung Sejagat,” kata Sulardi saat dihubungi Solopos.com, Minggu (19/1/2020).

Dia mengimbau warga yang menjadi pengikut atau mengetahui ada yang menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat segera melapor kepada aparatur setempat, seperti pengurus RT, pemerintah desa, pemerintah kecamatan, atau polisi.

Sulardi menegaskan pengikut itu bakal dibina agar tak mudah teperdaya doktrin atau bujukan orang yang ingin mengeruk keuntungan dengan bermodal pengakuan sebagai raja atau lainnya.

Bagi warga yang merasa menjadi korban karena sudah menyetorkan sejumlah uang kepada “raja” atau “ratu” Keraton Agung Sejagat, bisa melapor ke polisi. Laporan itu sebagai modal pengembangan penyidikan aparat Polda Jateng.

“Adanya hanya beberapa pengikut Gafatar [Gerakan Fajar Nusantara]. Tapi itu dulu. Sekarang mereka sudah sadar. Tidak ada diskriminasi terhadap mereka,” imbuh Sulardi.

PNS Tepergok Mesum di Parkiran Mal Solo Ternyata Pejabat Diskominfo Sragen

Terpisah, Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing, belum dapat menyampaikan pernyataan soal ini. Dia mengarahkan Solopos.com untuk meminta konfirmasi kepada Kapolda.

Namun, dia menyatakan siap sepenuhnya apabila diminta membantu penyidikan Polda, seperti mengumpulkan data. Seperti diketahui, masyarakat dihebohkan munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo yang mengaku menguasai dunia.

Kedua pimpinannya sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyebaran berita bohong. Mereka memiliki pengikut ratusan orang. Berdasar hasil pengembangan penyidikan, keraton bikinan Toto dan Fanni itu memiliki cabang dan pengikut di Klaten dan Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya