SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi IPAL. (Antara)

Tiga sentra industri yang kerap diprotes warga akan dibantu terkait IPAL.

Solopos.com, SRAGEN—Tiga sentra industri rumah tangga di Sragen mendapat bantuan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Tiga sentra industri rumah tangga itu sebelumnya kerap diprotes warga sekitar karena limbahnya mencemari lingkungan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pemulihan dan Pengamanan Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen Endro Roesmono mengatakan bantuan IPAL itu diberikan kepada sentra industri tempe di Jati, sentra industri batik di Pilang Kecamatan Masaran serta sentra industri batik di Desa Gedongan Kecamatan Plupuh.

Ekspedisi Mudik 2024

“Khusus sentra industri tempe di Jati itu pernah didemo warga sekitar. Di sana ada 11 orang pengrajin tempe. Warga mengeluh aroma tidak sedap dari limbah kerajinan tempe itu. Demo warga membuat kepala desa bingung mencari solusi. Akhirnya, kami meminta kepala desa untuk membuat proposal pengajuan bantuan IPAL,” kata Endro kepada Solopos.com di Sragen, Selasa (23/8/2016).

Keberadaan sentra kerajinan batik di Pilang dan Gedongan juga tidak luput dari protes warga. Selama ini, limbah sentra kerajinan batik itu langsung dibuang ke perairan terbuka seperti selokan atau sungai. Hal itu mengakibatkan air tercemar. Selain berwarna hitam pekat kecokelatan, air sungai juga berbau tidak sedap. Bahkan, kata Endro, air sungai itu mengakibatkan iritasi kulit karena sudah tercemar limbah batik.

”Kalau limbah batik itu sudah sampai ke area persawahan sudah pasti akan merusak struktur tanah. Kesuburan tanah bisa hilang sehingga akan merugikan petani,” jelas Endro.

Bantuan IPAL untuk tiga sentra industri rumah tangga itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Pembangunan IPAL untuk sentra kerajinan tempe dianggarkan Rp400 juta.

Sementara pembangunan IPAL untuk sentra batik Pilang yang terdiri atas 16 pengrajin dan sentra batik Gedongan yang terdiri sekitar 12 pengrajin masing-masing Rp700 juta dan Rp500 juta. Persyaratan untuk mendapatkan bantuan IPAL, kata Endro, tidaklah sulit.

“Para pengrajin cukup mengirimkan proposal ke bupati dan menyediakan lahan seluas 300 meter persegi. Kalau kelengkapan administrasi sudah terpenuhi, tim dari BLH akan cek ke lapangan. Bantuan ini hanya diberikan kepada kelompok atau organisasi industri yang sudah berbadan hukum,” terang Endro.

Pembangunan IPAL di tiga sentra industri kerajinan rumah tangga itu sudah dimulai dalam tiga pekan terakhir. Proyek ini diharapkan bisa selesai pada akhir tahun mendatang.

”IPAL yang dibangun sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Beberapa bahan yang digunakan antara lain tempurung kelapa dan batu vulkanik. Kalau sudah enam bulan, cukup mudah dibersihkan tanpa menggunakan obat kimia,” papar Endro.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya