SOLOPOS.COM - Salah satu petilasan yang digunakan peziarah di Gunung Srandil, Cilacap. (disporaparcilacap.go.id)

Solopos.com, CILACAP — Gunung Srandil merupakan sebuah bukit yang dikenal sebagai tempat wisata religi di Desa Glempangpasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Berbatasan langsung dengan pantai laut selatan, Gunung Srandil kerap menjadi jujugan para peziarah untuk melakukan ritual seperti bertapa atau semadi. Berikut asal usul Gunung Srandil di Cilacap.

Dikutip dari laman disporapar.cilacapkab.go.id, Gunung Srandil berjarak sekitar 30 kilometer (km) arah timur Kota Cilacap. Gunung ini setiap hari dikunjuni peziarah baik yang berasal dari Cilacap maupun daerah lain seperti Sumatra, Bali, Kalimantan, maupun Kalimantan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gunung Srandil di Cilacap ini pun banyak didatangi para peziarah karena terdapat banyak petilasan sakral dari para tokoh seperti Sultan Mukhriti yang merupakan putra kedua Ratu Semenep, Jawa Timur.

Kemudian petilasan Mbah Kanjeng Gusti Agung, Nyai Dewi Tanjung Sekarsari, Ki Semar Tunggul Sabdojati Dayoamongrogo, Juragan Dampo Awang, Hyang Sukma Sejati, hingga petilasan Langlang Buwana yang terletak di atas bukit.

Lantas bagaimana asal usul Gunung Srandil di Cilacap hingga bisa menjadi lokasi pertapaan? Dikutip dari buku Cerita Rakyat Jawa Tengah: Kabupaten Cilacap terbitan Balai Bahasa Jawa Tengah tahun 2017, asal usul Gunung Srandil tidak bisa dilepaskan dari mitos tokoh ksatria bernama Bima.

Konon, Gunung Srandil merupakan pecahan dari Gunung Semeru yang ditendang Bima akibat marah mendengar ejekan dari Ki Drona. Pecahan Gunung Semeru yang ditendang Bima itu pun terlempar hingga ke pinggir pantai selatan dan membentuk sejumlah gunung kecil, salah satunya adalah Gunung Srandil.

Konon nama Srandil berasal dari kata sranane adil dalam bahasa Jawa yang berarti syaratnya harus adil. Mitos yang dipercaya masyarakat sekitar, dahulu ada seorang sesepuh yang suka bersemadi di atas bukit Gunung Srandil.

Orang-orang memangil sesepuh itu sebagai Ki Ismoyo Jati. Salah satu ajaran Ki Ismoyo Jati adalah siapa yang ingin hajatnya terkabul bisa menggelar lelaku atau bertapa di Gunung Srandil. Namun, syaratnya dia haruslah berbuat adil. Berawal dari kisah itulah, orang-orang akhirnya menyebut tempat itu sebagai Gunung Srandil.

Namun ada juga versi lain yang menyebut Srandil berasal dari kata sarana dan adil. Yang dimaksudkan adalah tempat untuk meminta keadilan.

Banyak orang dari berbagai daerah yang merasa diperlakukan tidak adil dalam kehidupannya akhirnya datang ke Srandil dengan membawa berbagai masalah untuk mencari jalan keluar. Ada yang datang untuk menenangkan jiwa, meminta jodoh, hingga meminta diberikan kekayaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya