SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Keberadaan keramba di Waduk Cengklik Kecamatan Ngemplak, dinilai melampau daya tampung. Di waduk seluas 603 hektare (ha) saat ini terdapat kurang lebih 200-an keramba. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan volume air yang setiap tahun berkurang karena sedimentasi.  Sehingga kualitas air di waduk buatan Pemerintah Kolonial Belanda tahun 1928 itu memburuk dan memiliki tingkat keasaman tinggi. Jika dibiarkan, dalam tempo 10 tahun ke depan, kualitas air diprediksi tidak bagus baik untuk budi daya ikan maupun pertanian.

Petugas penjaga pintu air Waduk Cengklik, Sutarmo mengatakan, kualitas air waduk dalam lima tahun terakhir memburuk. Situasi ini dipicu semakin banyaknya keramba yang berdiri di waduk.  Berdasarkan hitungan kasar, sedikitnya terdapat 200-an keramba. Dalam lima tahun itu, kata ia, tingkat keasaman air meningkat setelah banyak zat kimia terutama pakan ikan terlarut dalam air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Salah satu akibatnya banyak baik benih maupun ikan siap panen dari waduk ini mendadak mati,” katanya, ditemui Espos, Selasa (19/5). Mengetahui kondisi seperti ini, kata ia, pemerintah setempat tidak boleh tinggal diam. Menurutnya, pemerintah harus bersikap tegas membatasai kepemilikan keramba di Waduk Cengklik. dwa

Ekspedisi Mudik 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya