SOLOPOS.COM - Proses pengeringan kulit kambing (Farid Syafrodhi/JIBI/SOLOPOS)

Proses pengeringan kulit kambing (Farid Syafrodhi/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO–Kerajinan kaligrafi yang terbuat dari kulit kambing buatan warga Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, tembus ekspor hingga ke Turki dan Iran. Pasar kaligrafi di negara Timur Tengah dinilai oleh warga masih sangat potensial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu perajin kaligrafi dari kulit kambing, Sutiman, 42, mengatakan hampir 90 persen produk yang dibuatnya itu dipasarkan ke Turki dan Iran. Sedangkan sisanya dipasarkan ke berbagai kota seperti Jogja dan Jakarta.

Guna menjaga kualitas, Sutiman menyortir dan membeli sendiri bahan baku berupa kulit kambing di berbagai tempat.

“Ini kunci utama di bisnis kaligrafi ini. Saya harus tahu sendiri berapa harga kulit kambing itu. Sedangkan proses pembuatan hingga akhir, saya percayakan kepada karyawan,” ujar Sutiman saat ditemui solopos.com di pabriknya, Jumat (7/9/2012).

Sutiman selalu menggunakan bahan baku berupa kulit kambing Jawa jenis etawa. Pasalnya selain lebar, kulit tersebut juga kuat, tipis dan bisa ditarik untuk diperlebar saat dijemur. Ia tak menggunakan kulit sapi maupun kerbau karena bahan bakunya sangat mahal. Terlebih lagi kulit kambing memiliki kekhasan pada bulunya. Agar awet, setelah kulit kambing dicuci dan direndam cairan obat antirayap, kulit itu langsung dijemur.

“Kalau kulit kambing gembel kurang cocok untuk media gambar kaligrafi,” teranynya.

Dulu, sambung Sutiman, ia bisa mengirim kaligrafi pada media kulit kambing itu, tiga kali dalam sebulan. Namun karena sulitnya bahan baku yang bisa didapat, maka ia hanya bisa mengirimkan barang sebulan sekali. Apalagi saat ini harga kulit kambing juga naik. Untuk satu truk kontainer, ia bisa mengirimkan hingga 70 kubik kaligrafi yang sudah jadi yang dihias dengan frame kayu. Sekali pengiriman ia bisa meraup untung Rp340 juta-Rp 400 juta.

Kendati kesulitan, ia berusaha untuk menyediakan bahan baku untuk dua bulan ke depan. “Kalau tidak begitu, saya tidak bisa menggaji karyawan,” terang Sutiman yang juga mantan perajin wayang itu. Jelang Idul Adha, ia memperkirakan harga kulit kambing menurun.

Hal serupa juga diungkapkan warga lain, Triyono Wiyono. Selain ke Turki dan Iran, Wiyono juga memasarkan kaligrafi yang dibuatnya hingga ke Malaysia. Untuk memenuhi keinginan pembeli di Jakarta dan Semarang, setiap 10 hari sekali ia mengirimkan barang-barang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya