SOLOPOS.COM - KERAJINAN—Sejumlah warga di Dukuh Brajan Sendangagung, Minggir, Sleman, membuat kerajinan berbahan bambu, Senin (23/7). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

KERAJINAN—Sejumlah warga di Dukuh Brajan Sendangagung, Minggir, Sleman, membuat kerajinan berbahan bambu, Senin (23/7). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

SLEMAN—Pesanan kerajinan bambu yang biasa digunakan untuk keranjang parcel mulai meningkat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pesanan parcel dari bambu sudah mulai banyak. Kami di sini sudah menerima kurang lebih 900 tampat parcel berbagai jenis, mulai dari bulat hingga kotak,” kata Sulisman, perajin bambu di Dukuh Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman, Senin (23/7).

Dia mengaku pada hari bisa permintaan parcel bambu hanya berkisar 200 hingga 300 unit saja.

Pemesan kerajinan itu bukan hanya datang dari pedagang buah saja, tetapi juga dari instansi seperti RSUP dr. Sardjito pesan 1.600 unit.

“Ada peningkatan yang cukup bagus kerajinan bambu dua tahun belakangan ini,” kata Kepala Dukuh Brajan. “Ini belum kalau mendekati Idul Fitri, pesanan pasti akan lebih banyak lagi dan minta secepatnya.”

Kerajinan bambu yang dipesan pada hari biasa berupa tempat daging, nasi, sesaji hingga besek. Tidak jarang kini pesanan besek bisa mencapai 5.000 unit setiap pekannya.

Selain barang-barang itu, lanjut dia, tatakan handuk berbahan bambu juga cukup diminati. “Harganya itu sama seperti besek besar [Rp5.000/unit]. Padahal besek besar itu rumit cara membuatnya. Nah kalau tatakan handuk, hanya berbentuk bambu yang dibelah saja,” tambahnya.

Meskipun pesanan sedang mulai naik, Sulisman mengaku tenaga perajin semakin sulit karena banyak yang menggeluti bidang ini dan meninggalkan pertanian. Bahkan bisa disebut sawah kini usaha sampingan para perajin.

Dyah, perajin bambu asal Brajan mengaku omzet perajin bisa mencapai Rp10 juta per bulannya dan naik menjadi Rp20 juta saat Lebaran.

“Kalau buruh perajin yang menerima pesanan saja seperti saya bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp15.000 per hari. Tapi kalau ada pesanan banyak, bisa saja mendapatkan Rp30.000 per harinya. Kalau dikurangi bahan, sejelek-jeleknya bisa kantongi Rp20.000,” tambah Dyah.

Di Dukuh Brajan sendiri terdapat sedikitnya 119 perajin dan tujuh orang pengepul besar yang beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya