SOLOPOS.COM - Kerajinan bambu di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen dengan produk andalan miniatur kapal pinisi. Foto diambil Senin (1/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Setelah cukup sukses di skala nasional, perajin bambu di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen Mulai targetkan pasal ekspor. Selama ini kerajinan bambu asal Desa Bendungan banyak dipesan oleh orang Bali dan Kalimantan.

Produk unggulannya berupa miniatur kapal pinisi. Kerajinan ini yang rencananya diekspor.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Perajin bambu asal Desa Bendungan, Narto, awalnya iseng-iseng mencoba membuat miniatur kincir air. Pria yang sehari-hari menjadi tukang cukur rambut ini kemudian mendapat permintaan berbagai kerajinan lainnya.

“Mulai berkembangnya tahun ini karena dilihat potensinya oleh pihak Desa Bendungan. Setelah membuat miniatur kincir air, saya membuat miniatur lainnya seperti miniatur kapal pinisi, becak, sepeda ontel,” tambah Narto saat ditemui Solopos.com pada Senin (1/8/2022) di rumahnya.

Kendala yang dihadapi Narto adalah alat yang masih meminjam dari teman, itu pun masih tradisonal.

Baca Juga: Sempat Setop Karena Pandemi, Desa Batik Kliwonan Sragen Bergeliat Lagi

Narto mengatakan untuk satu buah miniatur pinisi dijual dengan harga Rp300.000 hingga Rp450.000. Dalam satu bulan Narto bisa menjual dua hingga tiga miniatur kapal pinisi. Untuk permintaan ekspor, ada empat produk yang dipesan yaitu miniatur kapal pinisi, kapal layar, kapal perang, dan gunung es.

Terpisah, Kasi Kesejahteraan (Kasi Kesra) Desa Bendungan, Guruh Wisnu Wardhana, pihaknya mulai gencar kembali memasarkan produk unggulan desa nya. Ada pesanan dari Australia untuk kerajinan kapal pinisi, namun dengan ukuran yang lebih kecil.

“Saat ini sedang berada ditahap produksi, karena masih memikirkan pengemasan yang baik agar produk yang dikirimkan tidak rusak,” terangnya saat ditemui Solopos.com di kantornya pada Senin.

“Saat ini kita proses pengajuan proposal ke dinas terkait untuk permohonan bantuan pengadaan alat yang lebih modern. Untuk bahan baku tidak terkendala, kita sekarang lebih memfokuskan pada pembinaan pemuda setempat untuk mulai menggeluti kerajinan bambu ini,” tambah Guruh.

Baca Juga: Kerajinan Gerabah di Bayat Ada Sejak Zaman Prasejarah

Ia mengatakan Pemerintah Desa Bendungan ingin mewadahi pemilik-pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui badan usaha milik desa (BumDes). Jadi masyarakat bisa melihat berbagai produk UMKM di Desa Bendungan dalam satu tempat.

Guruh menambahkan, saat ini untuk hanya ada dua perajin bambu di desanya. Untuk mendukung kegiatan produksi kerajinan bambu ini dibutuhkan alat yang lebih modern seperti pena ukir, penggering bambu, pembelah, penipis. Untuk pemasaran saat dilakukan dilakukan secara online dan juga memenuhi permintaan dari toko-toko souvenir di berbagai daerah. Jadi sistem penjualannya adalah pre-order.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya