SOLOPOS.COM - Pihak manajemen restoran Pringsewu saat menunjukkan surat yang dikeluarkan oleh Dinkes Kota Corebon terkait hasil uji sampel makanan yang dinyatakan memenuhi standar kelayakan, Rabu (2/11/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Keracunan Sleman yang terjadi pekan lalu memberikan sejumlah gambaran.

Harianjogja.com, SLEMAN — Kasus keracunan massal yang menimpa puluhan siswa study tour SMA N 1 Tangerang Banten di Kawasan Bantul, Jumat (21/10/2016) pekan lalu menimbulkan banyak spekulasi.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Ada beberapa pihak yang menyebut kejadian keracunan tersebut berasal dari makanan yang disantap siswa saat makan malam di restoran Pring Sewu Cabang Gronggong, Cirebon. Namun demikian hal tersebut tidak benar, pihak manajemen restoran Pring Sewu menepis adanya dugaan tersebut dengan menunjukkan hasil lab dari Dinas Kesehatan (dinkes) Kabupaten Cirebon yang menunjukkan sampel makanan di restoran tersebut tidak bermasalah dan memenuhi standar.

Pihak restoran mengaku usai kejadian, tepatnya pada hari Sabtu (22/10/2016) mereka didatangi oleh petugas dari dinkes. Mereka datang untuk meminta sampel dan menguji kelayakan bahan makanan yang disajikan kepada rombongan SMA 1 Tangerang.

“Karena beritanya sudah santer sekali saat itu, Dinkes kemudian langsung melakukan pengecekan di restoran kami. Mereka meneliti sampel bank makanan yang kami sajikan untuk rombongan study tour tersebut,” kata Manajer Pringsewu Cabang GronggongJoko Ismanto saat jumpa pers, Rabu (2/11/2016).

Dikatakannya bank sampel makanan sendiri diambil dari bahan-bahan makanan yang dimasak untuk setiap tamu, hal tersebut selalu dilakukan oleh pihak restoran setiap 1×24 jam. Pada saat itu menu yang disiapkan untuk para rombongan adalah Sop makaroni, Ayam saus padang dan bihun goreng. Menurut dia, dari tiga sampel makanan yang disajikan memenuhi standar kelayakan makanan dari Dinas kesehatan Cirebon yang hasilnya keluar pada hari Senin (31/10/2016).

“Hasil pemeriksaan laboratorium makanan kami tidak bermasalah dan memenuhi standar, hasil tersebut yang meyakinkan kami bahwa kejadian yang menimpa para siswa tersebut bukan berasal dari makanan yang kami sajikan. Kami memang tidak langsung menyanggah adanya dugaan tersebut, kami sengaja ingin menyampaikan pernyataan setelah ada dasar yang kuat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya