SOLOPOS.COM - Petugas Dinkes Karanganyar dan Puskesmas Ngargoyoso melakukan PE ke rumah warga pada Kamis (16/7/2020). Mereka menyelenggarakan acara pada Senin (13/7/2020).(Istimewa/Dokumentasi Puskesmas Ngargoyoso)

Solopos.com, KARANGANYAR-Petugas Dinkes Kabupaten Karanganyar dan Puskesmas Ngargoyoso kesulitan mendapatkan sampel makanan hajatan yang diselenggarakan pada Senin (13/7/2020).

Sebanyak 42 orang warga Dukuh Kasihan RT 002/RW 007, Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, mengalami gejala diduga keracunan. Mereka mengalami gejala pusing, sakit perut, hingga diare. Mereka mengalami hal itu diduga setelah mengonsumsi makanan pada dua acara yang diselenggarakan pada hari yang sama, Senin.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dua acara itu memperingati 100 hari kematian salah satu istri perangkat desa dan akikah cucu perangkat desa yang lain. Acara memperingati 100 hari kematian dilaksanakan selepas Magrib sedangkan akikah diselenggarakan setelah Isya. Kepala Desa Puntukrejo, Suparno, menyampaikan lokasi dua acara itu hanya berjarak 100 meter.

DPR Hentikan Pembahasan RUU HIP

"Itu kan tetangga satu RT. Jadi warga datang ke acara 100 hari memperingati istri perangkat desa. Selesai acara, datang ke akikahan cucu Pak Bayan. Jadi yang datang di dua acara itu ya kemungkinan ada yang sama," ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com melalui telepon.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Puskesmas Ngargoyoso, Sri Mulyani, menyampaikan bidan desa menerima informasi perihal kejadian itu pada Rabu (15/7/2020). Informasi ditindaklanjuti dengan melaksanakan penyelidikan epidemiologi (PE) pada Kamis (16/7/2020).

Sri Mulyani menyampaikan petugas yang melakukan PE mengalami kesulitan karena tidak menemukan sisa makanan yang disuguhkan saat acara Senin malam.

Ternyata Begini Awal Mula Muncul Klaster Moewardi Solo

"Sudah tidak ada sisa. Pembuat acara juga sudah tidak menyimpan sisa makanan. Kami tidak bisa mengambil sampel makanan. Menurut informasi, menu makanan pada peringatan 100 hari kematian itu bakso sedangkan di akikahan itu tongseng daging kambing," ujar Sri Mulyani.

 

Wawancara

Akhirnya, menurut Sri Mulyani, petugas puskesmas mendatangi rumah Sumarjo yang menyelenggarakan acara peringatan 100 hari kematian. Selain itu Jumini yang menyelenggarakan acara akikah, dan warga yang diduga mengalami gejala keracunan makanan. Petugas menanyakan gejala yang dirasakan setelah menyantap makanan tersebut.

"Sedang diteliti dan kami kelola data. Apa sebenarnya yang menyebabkan keracunan. Petugas melakukan PE. Hasil masih menunggu analisa lebih lanjut mengingat makanan dari dua tempat itu sudah tidak ada," ujar dia.

Tak Terbukti Nikahi Anak 7 Tahun, Kasus Syekh Puji Disetop

"Ya kami akhirnya mengambil air yang digunakan untuk memasak makanan itu. Yang sudah telanjur dimakan tidak bisa diteliti. Analisa berdasarkan keterangan pasien. Pengambilan sampel kan dilakukan beberapa hari kemudian jadi sudah tidak ada yang menyimpan makanan. PE dengan wawancara."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya