Solopos.com, KLATEN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten menyatakan sejumlah sumur warga di Dukuh Kebonagung, Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, positif tercemar bakteri coli (escherichia coli).
Hal itu berdasarkan pemeriksaan sampel air sumur menyusul peristiwa keracunan massal di dukuh setempat, awal Agustus lalu. (Baca juga: Keracunan di Klaten)
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Kepala Puskesmas Gantiwarno, Andi Markoco, saat berbincang dengan Menurut Andi, air dari sumur yang tercemar bakteri berbahaya dikonsumsi karena bisa menimbulkan gangguan pencernaan. “Dari lima sampel air sumur yang diperiksa, semuanya memiliki kandungan bakteri coli melebihi ambang batas,” ujarnya. Andi mengatakan tim belum dapat menyimpulkan faktor air menjadi pemicu keracunan meski dalam pemeriksaan seluruh sampel air positif bakteri coli. “Namun kalau melihat sifat bakteriologisnya, escherichia coli memang dapat memicu diare seperti yang dialami warga,” papar dia. Puskesmas akan memberikan kaporit pada sumur yang positif tercemar. Hal itu untuk menetralisir kandungan bakteriologis di sumur warga.
Andi mengatakan pemberian kaporit juga bakal diperluas di sumur-sumur di Dukuh Kebonagung. “Ini sebagai langkah preventif agar diare massal tak terulang lagi,” kata dia. Kepala Dinkes Klaten, Ronny Roekmito, mengaku telah memprediksi sumur warga tercemar bakteri negatif. Hal itu merujuk sejumlah keluhan diare yang dirasakan warga sebelum terjadinya keracunan massal. “Sebelum peristiwa kemarin memang sudah ada kasus diare, tapi sifatnya sporadis,” kata dia.