SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan. (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinkes Kabupaten Karanganyar menemukan bakteri E. coli dan bakteri patogen lain pada makanan takjil yang dikonsumsi warga Dusun Puntukringin sehingga menyebabkan keracunan massal.

Diberitakan seelumnya, kasus keracunan massal dialami Warga Dusun Puntukringin, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan secara bertahap mulai pagi hingga sore hari pada Minggu (9/5/2021). Warga menaruh curiga hal itu karena mengonsumsi makanan takjil yang diterima dari salah satu masjid, Sabtu (8/5/2021) sore.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebanyak 55 orang warga di dua RT di Dusun Puntukringin mengalami gejala keracunan, seperti mual, muntah, pusing, diare, hingga pingsan. Bahkan, salah satu warga meninggal saat menjalani perawatan akibat keracunan.

Baca juga: 2 Pasien Keracunan Takjil di Tukringin Karangpandan Masih Dirawat

Petugas terkait menindaklanjuti kejadian itu dengan mengambil contoh sisa makanan yang dikonsumsi warga sebelum keracunan. Salah satunya petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar. Mereka mengambil sampel sisa oseng kacang-tempe, nasi, telur bacem, sirup, dan es buah.

Plt Kepala Dinkes Kabupaten Karanganyar, Purwati, menyampaikan sampel sisa makanan juga dikirim ke laboratorium di Yogyakarta untuk melihat apakah ditemukan kandungan pestisida dalam makanan.

“Hasil laboratorium di Yogyakarta itu baru keluar tiga pekan. Kalau yang dari kami memang sudah. Kami memeriksa kandungan bakteri. Jelas ada [bakteri]. Sampel oseng-oseng ada bakteri E. coli dan staphylococcus. Dari sirup dan es buah juga ada bakteri patogen lain. Kami juga cek air untuk memasak itu dari pamsimas dan bersih,” kata Purwati saat dihubungi Solopos.com, Jumat (21/5/2021).

Baca juga: Tangani Kasus Keracunan Massal Karangpandan, Polres Karanganyar Periksa 5 Saksi

Purwati menyampaikan tidak boleh ada bakteri dan patogen lain pada makanan maupun minuman. Tetapi, Purwati mengungkapkan belum dapat menyimpulkan secara detail dari hasil pengecekan bakteri pada laboratorium Dinkes Karanganyar.

“Belum bisa menyimpulkan karena harus menunggu dari sana [laboratorium di Yogyakarta]. Kan harus disinkronkan. Pemeriksaan di sana melihat apakah ada pestisida, racun. Nanti kalau hasil dari laboratorium Yogyakarta keluar, baru bisa disimpulkan,” jelas dia.

Gejala Sakit Perut, Mual, Muntah

Sebagai informasi, bakteri E. coli yang terkandung dalam masakan oseng tempe dan kacang yang dikonsumsi warga saat itu bisa menyebabkan gejala sakit perut, diare, mual, dan muntah.

Menurut artikel yang diunggah salah satu platform kesehatan digital di Indonesia, penyakit yang disebabkan bakteri E. coli akan berdampak lebih parah jika dialami anak-anak dan lansia.

“E. coli itu yang bikin gejala diare, muntah,” katanya.

Baca juga: Keracunan Massal Karangpandan Jadi KLB? Biaya Pengobatan Korban Ditanggung Pemerintah

Selain pengambilan sampel sisa makanan yang dikonsumsi warga, petugas Dinkes dan puskesmas setempat juga mengecek kondisi lingkungan sekitar tempat warga mengolah makanan. Purwati menerima informasi lokasi untuk memasak dinilai kurang higienis.

“Petugas cek ke lapangan, ternyata tempat memasak dekat kamar mandi yang tidak ditutup atau disekat. Dapur terbuka dan dekat dengan kamar mandi. Kami menyarankan saat mengolah makanan betul-betul diperhatikan tingkat kebersihan diri yang memasak maupun lingkungan sekitar memasak. Demi mengantisipasi kemungkinan terburuk,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya