SOLOPOS.COM - Ilustrasi katering (JIBI/Solopos/Dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ratusan kardus makanan berwarna kombinasi cokelat dan kuning ditumpuk di atas meja makan. Dua orang pekerja terlihat sibuk menata dan memasukkan makanan ke dalam kardus tersebut. Ratusan hingga ribuan kardus nasi kuning itu akan diantarkan di sekitar Soloraya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lebih dari lima tahun bergelut di usaha katering, membuat pemilik Katering Tumpeng Solo memerhatikan betul kualitas makanan yang ia masak. Ia selalu melayani pelanggan dengan masakan yang baru. Makanan itu juga diolah dari bahan makanan yang berkualitas. Karyawan Katering Tumpeng Solo, Lidya Yunianingsih mengatakan pihaknya belum merasakan dampak dari kasus keracunan makanan yang terjadi di Boyolali dan Karanganyar yang terjadi secara beruntun pekan ini. Pemesanan makanan di rumah makan yang berada di Jl RM Said 129, Solo, ini masih berjalan seperti hari biasa. Rata-rata pemesanan dalam sehari mencapai 500 hingga 1.000 kardus.

“Di sini belum pernah ada kejadian keracunan. Karena kami selalu menyajikan makanan segar, sambal teri dan sambal goreng misalnya selalu disajikan baru sesuai dengan pesanan pelanggan,” tuturnya saat ditemui Solopos.com.

Di lokasi katering lain Happy Tuti, karyawan juga terlihat sibuk menyiapkan pesanan pelanggan. Tabung gas, panci masak, oven dan peralatan makanan lain terlihat memenuhi area dalam dan luar ruangan. Karyawan katering yang enggan menyebutkan namanya mengatakan pemesanan makanan di Happy Tuti belum terkena dampak kasus keracunan makanan yang terjadi di Boyolali dan Karanganyar. Usaha katering yang melayani pemesanan di area Soloraya itu masih melayani pelanggan seperti biasa.

“Kami memiliki standar operational procedure (SOP) dalam makanan yang kami jual. Makanan selalu disajikan fresh kalau keluar pagi dimasak malam, kalau keluar malam di masak pagi,” ujarnya.

Ia juga mengatakan katering Happy Tuti selalu menjaga kualitas bahan makanan yang akan diolah. Pihak katering selalu memastikan makanan yang akan diantar ke pelanggan aman untuk dikonsumsi.

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) Solo Gibran Rakabuming menyatakan keprihatinannya atas kejadian yang menimpa usaha catering tersebut. Kendati imbas kasus keracunan belum dirasakan usaha katering di Solo. Namun ia khawatir kejadian itu dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. Atas kejadian itu, ia juga mengimbau kepada pelaku usaha katering agar meningkatkan pengetahuan di bidang kuliner dengan bergabung dalam wadah APJI Solo.

“Banyak pengusaha katering yang belum bergabung di APJI. Padahal di sini mereka bisa mendapatkan penyuluhan seperti dari Dinas Pertanian Solo diselenggarakan baru-baru ini. Pengetahuan ini akan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengolah makanan,” terangnya.

Quality Control
Ia menjelaskan pengetahuan dalam mengolah makanan juga menjadi penentu kualitas makanan jadi yang dihasilkan catering. Seperti saat mengolah daging sapi giling, bagian ekor sapi seharusnya tidak ikut dimasak. Karena dapat membuat kualitas makananan daging sapi menjadi tidak baik.

Ia juga mengaku para pelaku usaha catering sebenarnya sudah melakukan kontrol kualitas pada setiap makanan yang akan dijual. Baik catering skala kecil maupun besar selalu mengetes makanan dua kali sebelum disajikan ke tamu undangan. Mereka mencicipi makanan dan memastikan makanan aman serta layak dikonsumsi.

“Quality control itu penting sekali karena jika terjadi sesuatu di lapangan pihak katering harus segera melakukan action,” jelas pemilik usaha catering Chili Pari ini. Rentetan kejadian keracunan makanan ini, lanjutnya, juga dapat dijadikan acuan oleh pelanggan agar lebih selektif memilih katering. Saat hendak memesan makanan, sebaiknya pelanggan meneliti apakah katering sudah memiliki izin dan persyaratan sesuai dengan peraturan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya