SOLOPOS.COM - Siswa SDN Kebonromo 2 menjalani rawat inap di Puskesmas Ngrampal, Rabu (4/2/2/106), setelah mengalami keracunan akibat diduga mengonsumsi penthol. (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Keracunan makanan Sragen, polisi memeriksa penjual penthol yang diduga sebagai penyebab 9 siswa SDN 2 Kebonromo keracunan.

Solopos.com, SRAGEN–Aparat Polsek Ngrampal memeriksa penjual penthol asal Dukuh Gilis RT 006, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Suryo, 51. Makanan penthol buatan Suryo diduga sebagai penyebab mual dan muntah yang dialami sembilan siswa SDN 2 Kebonromo, Ngrampal, Sragen, Rabu (3/2/2016).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara enam siswa yang sempat opname di Puskesmas Ngrampal sudah membaik dan dipulangkan ke orang tua mereka masing-masing pada Rabu malam. Kapolsek Ngrampal AKP Budiyono mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/2/2016), mengatakan petugas langsung mengamankan sisa makanan yang dijual dan dimakan siswa dan memeriksa pedagang penthol itu.

“Ya, kami meminta keterangan penjual penthol, Rabu sore. Kami tidak menahan pedagang itu karena belum ada bukti. Pedagang itu menyatakan siap diminta hadir sewaktu-waktu di Polsek Ngrampal ketika dibutuhkan. Kami tetap menunggu hasil uji laboratorium dari ahlinya. Ya, kalau dugaan keracunan itu disebabkan penthol itu kalau makanan lain kan bisa juga,” ujar Kapolsek.

Setelah mendapat hasil uji laboratorium sampel penthol dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Budiyono berencana menindaklanjuti kasus tersebut. Dia menyampaikan kasus itu bisa jadi diselesaikan secara kekeluargaan selama pihak keluarga para siswa itu bisa menerima.

“Saya kira pedagang itu juga tidak sengaja menjual makanan yang mengandung racun. Selain makan penthol, para siswa itu juga beli es krim. Petugas medis tak mencurigai makanan es krim,” katanya.

DKK Sragen menerjunkan empat orang sebagai tim untuk menangani kasus dugaan keracunan makanan. Salah satu anggota tim itu dr Sri Subekti.

Anggota staf Bidang Pelayanan Kesehatan DKK itu mengaku memeriksa lima siswa yang opname di Puskesmas Ngrampal. Dia mengatakan anggota tim lainnya mengambil sampel makanan penthol itu. “Kemarin [Rabu] juga langsung dikirim ke laboratorium makanan di Semarang. Biasanya memang dua pekan baru bisa diketahui hasilnya,” kata Sri Subekti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya