SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan.(JIBI/Solopos/Dok.)

Keracunan menimpa 15 siswa SD di Kecamatan Bae, Kudus, Jateng setelah menyantap mi rebus di sekolah mereka.

Semarangpos.com, SEMARANG Sedikitnya 15 siswa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/11/2017), harus dilarikan ke rumah sakit. Bocah-bocah itu diserang rasa mual dan pusing di kepala diduga karena keracunan mi rebus di sekolah mereka.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Belasan siswa SD Negeri Kayuapu, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus, Jateng itu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmono Hadi Kudus demi mendapatkan penanganan medis.

Selamet Harianto, salah seorang siswa kelas VI yang ditemui Kantor Berita Antara di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus mengakui ikut membeli mi rebus dari pedagang yang mangkal di depan SDN Kayuapu, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus, Jateng itu. Selang beberapa menit setelah memakan mi, kata dia, perut terasa mual serta kepala pusing.

Ia mengaku sempat berupaya melihat masa kedaluwarsa mi instan yang hendak dimasak. Namun, sambungnya, penjual pengananan itu melarang. Pedagang itu bahkan langsung memotong kemasan mi sehingga tidak bisa dilihatnya.

Fania, yang juga siswa kelas V, memberikan keterangan senada, yakni ketika ingin melihat masa kedaluwarsa mi instan, ternyata pedagangnya menutup-nutupi. “Ternyata, setelah menyantap mi rebus yang ditaruh di plastik perut terasa mual dan muntah,” ujarnya.

Ia mengaku kapok membeli mi rebus dari penjual tersebut karena sebelumnya teman di sekolahnya juga mengalami hal serupa ketika membeli makanan jenis sosis. “Lain kali, saya tidak akan jajan sembarangan karena diduga keracunan harus dilarikan ke rumah sakit,” ujarnya.

Mariam, orang tua murid yang ditemui di RSUD dr. Loekmono Hadi mengakui anaknya juga ikut membeli mi rebus yang mengakibatkan puluhan pelajar itu keracunan. “Informasinya, kecap dan sausnya banyak semutnya,” ujarnya.

Ia mengaku sering mengingatkan anaknya agar tidak sembarangan membeli makanan di luar kompleks sekolah, karena tidak ada jaminan makanan yang dijajakan higienis dan sehat. “Karena anak-anak, ketika melihat teman lainnya jajan tentu akan ikut,” ujarnya.

Kebetulan, lanjut dia, saat masa istirahat belajar hanya ada satu pedagang yang mangkal di sekolah itu sehingga siswa yang masih memiliki uang jajan membeli pada pedagang yang sama. “Hampir semua siswa membeli makanan yang sama, yakni mi rebus, namun tempat makannya pada kemasan plastik, bukan disediakan gelas tersendiri,” ujarnya.

Guru SDN Kayuapu, Nurwati, membenarkan bahwa siswa kelas III, IV, V, dan VI di sekolahnya memang membeli mi rebus yang dijajakan salah seorang pedagang di luar sekolah pada saat jam istirahat belajar.

Adapun jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan, kata dia, ada 15 anak. Sebanyak 13 anak di antara mereka dirawat di RSUD dr. Loekmono Hadi, sedangkan dua anak lainnya dirawat di rumah karena meminta pulang lebih awal.

Awalnya, kata dia, siswa yang diduga keracunan makanan itu dilarikan ke Puskesmas Bae, namun karena peralatannya yang kurang lengkap, maka mereka akhirnya dirujuk ke RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. “Kami bersyukur, kesehatan semua siswa yang dibawa ke RSUD membaik, setelah sebelumnya menangis karena mengalami perut mual dan muntah,” ujarnya.

Dokter RSUD Loekmono Hadi Kudus, katanya, memperbolehkan semua siswa yang diduga mengalami keracunan makanan itu pulang ke rumah. Kondisi para siswa sekolah dasar di Kudus itu memang mulai membaik. Sejauh ini tidak ada reaksi aparat terkait kasus keracunan di Kudus tersebut.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya