SOLOPOS.COM - Kera liar yang biasanya keluar dari hutan dan masuk perkampungan penduduk untuk mencari makan saat musim kemarau berkepanjangan. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

Kera liar yang biasanya keluar dari hutan dan masuk perkampungan penduduk untuk mencari makan saat musim kemarau berkepanjangan. (JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas)

WONOGIRI – Warga Desa Sembukan, Sidoharjo, Wonogiri, meresahkan dengan kera-kera yang sering mencuri makanan di dalam rumah mereka. Masyarakat sekitar takut dengan jumlah populasi kera di Gunung Kelir saat ini jumlahnya diperkirakan lebih dari 1.000 ekor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga RT 001/ RW 003, Dusun Tanjung, Desa Sembukan, Edi Santoso, 30, saat ditemui Solopos.com, Selasa (25/9/2012) di Gunung Kelir, mengatakan kera-kera itu saat musim kemarau sering kali masuk rumah warga dan mencuri makanan di dapur. Dia menambahkan tidak hanya dirinya mengalami hal tersebut, beberapa warga di dusun lain juga mengalami hal serupa. Dia menambahkan kera-kera itu biasa turun dari Gunung Kelir pada pukul 12.00 WIB. “Ada kera Canguk atau seekor kera yang memantau keadaan lebih dahulu, jika sepi dan aman, Kera Canguk itu memanggil teman-temanya,” ujarnya.

Edi menambahkan jumlah kera yang datang itu ratusan. “Lebih dari 200 ekor jika mereka datang sehingga warga sering kali juga takut sendiri,” ujarnya. Dia menambahkan setahun lalu warga Dusun Tanjung merata tidak ada yang memanen hasil pertanianya karena sudah dirusak kera-kera tersebut.

Warga lain, Tumi, mengatakan kera-kera yang turun dari Gunung Kelir itu saat ini badannya sudah besar-besar. Dia menambahkan jika menunggu tanaman di ladang sendirian sering kali menjadi mainan hewan-hewan tersebut. “Mereka seperti mengejek karena jika sendirian kewalahan. Pada 2009 lalu hampir 300 ekor ditangkap hidup-hidup oleh kawanan pemburu untuk dikarantina,” ujarnya. Tumi menambahkan petani sekarang membawa anjing untuk menakut-nakuti kera tersebut. “Saat ini kami juga mensiasati dengan tidak menanam palawija di semua ladang, tetapisebagian kami ganti pohon jati,” ujarnya.

Kades Sembukan, Mardi, menjelaskan peningkatan populasi kera itu terlihat sejak dua tahun terakhir dan informasi terkait kera-kera yang masuk di dapur rumah itu hal yang biasa. “Saya juga heran dengan kera-kera itu seperti manusia jika ada komando dari Kera Canguk langsung gerudug gitu aja,” ujarnya. Mardi juga menyebut pipa-pipa saluran air yang terhubung dari Gunung Kelir juga diputus oleh kawanan kera. “Kera-kera itu menggunakan air dari pipa untuk minum dan mandi,” ujarnya. Mardi berharap ada tim khusus menangkap atau pun mengurangi populasi kera tersebut agar tidak meresahkan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya