SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati memimpin apel di Kantor DPUPR Sragen, Senin (24/7/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bupati Sragen mengaku sakit hati apabila ada ASN yang diintimidasi dalam rapat.

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengaku sakit hati dan prihatin apabila ada aparatur sipil negara (ASN) yang datang ke rapat diintimidasi, ditunjuk-tunjuk, dan diucapi kalimat-kalimat kurang enak didengar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Yuni menyatakan selama menjadi Bupati belum pernah melakukan hal-hal seperti itu. Pernyataan Bupati itu disampaikan kepada puluhan ASN saat memimpin apel gabungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen, Senin (24/7/2017).

Dalam apel itu, Bupati menekankan tiga hal yang wajib dilaksanakan ASN, kedisiplinan, loyalitas, dan kekompakan. “Saya prihatin di antara kita [ASN] sendiri tidak kompak dalam menyikapi masalah. Kita sama-sama tahu serapan DAK [dana alokasi khusus] tidak bisa tercapai per 21 Juli lalu. Kita [ASN] harusnya kompak bersama-sama menjawab masalah itu tanpa harus memberikan informasi yang tidak benar kepada pihak-pihak lain sekalipun itu kepada DPRD. Mereka bertugas mengawasi kita, mengingatkan kita, ya. Kalau kita kompak, kita menghadapinya dengan sikap kesatria,” ujar Bupati.

Bupati menyatakan keprihatinannya apabila ada ASN yang diperlakukan tidak semestinya. “Saya prihatin, apabila ada ASN yang datang ke rapat kemudian diintimidasi, ditunjuk, dan diucapi dengan kalimat-kalimat yang tidak enak didengar. Saya merasa sakit hati. Sebagai pembina kepegawaian saya tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada ASN. Kenapa orang lain begitu? Untuk antisipasinya adalah kekompakan. Bukan kompak memanipulasi tetapi kompak menghadapi ini,” ucap Bupati.

Selain kekompakan, Bupati menekankan kepada ASN harus displin dalam bekerja. Dia meminta ASN datang tepat waktu, memanfaatkan waktu semaksimal mungkin agar tidak ada waktu yang terbuang percuma, dan mengikuti semua kegiatan Pemkab Sragen.

Bupati menyampaikan beberapa Pemkab mengadakan kegiatan ternyata perhatian ASN kurang. Dia berharap ketidakhadiran ASN dalam kegiatan Pemkab tidak terulang lagi.

“Pemotongan TPP [tunjangan perbaikan penghasilan] Rp100.000 itu pun hanya untuk mendisiplinkan ASN,” imbuhnya.

Bupati akan menggelar pengajian akbar dengan mendatangkan Ustaz Wijayanto di GOR Diponegoro dalam waktu dekat. Jika dalam kegiatan itu ada ASN yang tidak hadir, Bupati tetap akan memberi punishment.

Dia juga menginformasikan mulai 2018 pemberian TPP akan didasarkan pada kinerja. Pada poin terakhir, Bupati menekankan kepada ASN untuk loyal kepada korps pegawai negeri sipil (PNS) dan kepada pimpinan dalam hal ini Bupati Sragen.

“Saya tidak akan bersikap semena-mena. Saya akan arif. Bentuk loyalitas itu bisa dilakukan di media sosial dengan menjawab pertanyaan warga terkait pembangunan infrastruktur bukan malah ikut berkomentar untuk memperkeruh suasana. Kami punya tim untuk mengawasi aktivis ASN di media sosial,” tutur dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya