SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga honorer K2 (Dok/JIBI/Solopos)

BKPPD Klaten menerima laporan adanya dugaan penipuan tenaga honorer K2 yang melibatkan ASN.

Solopos.com, KLATEN — Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Klaten mengusut dugaan penipuan terhadap tenaga honorer kategori dua (K2). Penipuan itu diduga melibatkan aparatur sipil negara (ASN).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Korban dijanjikan mendapat NIP [nomor induk pegawai] terutama honorer K2 yang tidak lulus tes. Setelah ditunggu, apa yang dijanjikan tidak kunjung terwujud meski mereka sudah mengeluarkan sejumlah uang,” kata Kabid Umum Kepegawaian BKPPD Klaten, Dodhy Hermanu, saat ditemui wartawan di BKPPD Klaten, Rabu (7/6/2017).

Dugaan penipuan bermula ketika ada laporan dari salah satu warga berinisial Ht sekitar dua pekan lalu. Ht merupakan tenaga pendidik honorer K2 yang mengikuti seleksi CPNS pada 2013 lalu, namun tak lolos seleksi.

Pelapor merasa tertipu hingga puluhan juta rupiah. Ia dijanjikan menjadi CPNS dan mendapatkan NIP dengan membayar sejumlah uang, namun janji itu tak kunjung terealisasi. Laporan disampaikan ke BKPPD lantaran orang yang menjanjikan Ht bisa menjadikan CPNS merupakan ASN dari satuan pendidikan.

“Terduga [pelaku] berinisial Sdy, seorang kepala SMP. Ia menawarkan seolah-olah ada kuota tambahan CPNS melalui program khusus dengan membayarkan sejumlah uang,” kata Dodhy.

Namun, Dodhy enggan menyebutkan detail identitas Sdy dengan alasan kasusnya masih didalami. Dodhy menjelaskan Sdy sudah dipanggil untuk dimintai keterangan pada Rabu.

Dari pemanggilan itu, Sdy diketahui mengajak beberapa honorer K2 menyetorkan dana demi mendapatkan NIP. Namun, Sdy juga mengaku sebagai korban. “Dia mengaku sebagai korban karena diajak ASN lain. Awalnya ia tidak berpikiran untuk membantu. Karena merasa iba ada honorer K2 di tempatnya bekerja tidak lulus sementara sudah bertahun-tahun bekerja, ia berusaha menolong,” ungkapnya.

Sdy mengaku membantu empat honorer K2 yang dijanjikan mendapatkan NIP setelah menyetorkan uang. Sementara jumlah total honorer K2 yang diduga tertipu dengan aksi tersebut ada 11 orang. Jumlah uang yang disetorkan masing-masing orang berkisar Rp50 juta-Rp80 juta.

“Yang sampai saat ini sudah termonitor ada 11 tenaga honorer K2 yang diduga jadi korban. Empat di antara mereka yang membawa Sdy. Sementara tujuh tenaga honorer lain melalui orang lain,” urai dia.

Dodhy mengatakan ada indikasi oknum ASN dan non-ASN menggerakkan jaringan penipuan itu. Para korban sempat beberapa kali dikumpulkan di Boyolali seolah-olah diberikan penyuluhan terkait kuota tambahan seleksi CPNS.

“Saat dikumpulkan itu ada oknum yang mengaku sebagai ASN dari BKN. Korban menjadi percaya dan bersedia membayar,” katanya.

Ia mengatakan kasus tersebut terus didalami guna mengungkap siapa saja yang terlibat dalam aksi penipuan itu. Disinggung upaya untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum, Dodhy mengatakan masih menunggu hasil pemeriksaan. “Untuk sementara ini korban hanya ingin uangnya kembali,” kata Dodhy.

Dodhy menambahkan jika terbukti, para ASN yang terlibat dalam aksi penipuan itu bakal mendapatkan sanksi berat. “Namun, kami masih mendalaminya karena saat ini status masih dugaan,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu honorer K2 Klaten, Bayu Nur Cahyanto, mengaku selama ini tak mengetahui informasi soal ada honorer K2 yang mencoba menjadi CPNS dengan membayarkan sejumlah uang kepada oknum yang menjanjikan. “Itu sudah ranahnya pribadi, jadi kami kurang tahu. Selama ini saya sendiri tidak pernah mendapatkan tawaran semacam itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya