SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

GUNUNGKIDUL—Rendahnya kesadaran masyarakat Gunungkidul dalam menjaga hutan ternyata berpengaruh buruk bagi kelestarian ekosistem hutan di kabupaten Gunungkidul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal ini terungkap dalam penyuluhan kesadaran ekosistem hutan yang diselenggarakan di kantor kelurahan Karangmojo, Kecamatan Karangmojo Jumat (19/10/2012).

Berbicara di hadapan para tokoh masyarakat desa Karangmojo, perwakilan seksi pemanfaatan hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Muhamad Taufik mengatakan, masyarakat Gunungkidul masih banyak yang belum memahami pentingnya menjaga kelestarian hutan. Padahal hutan dan pepohonan dapat menjadi penyimpan cadangan air tanah.

“Sayangnya masih banyak yang lupa pentingnya peran hutan” tutur Taufik.

Di Gunungkidul, terdapat sekitar 14.900 hektare hutan negara yang difungskan sebagai hutan lindung dan suaka margasatwa serta hutan produksi. Sedangkan hutan rakyat mendominasi sebesar 35.400 hektare. Sebagian besar hutan rakyat digunakan sebagai hutan produksi yang ditanami pohon jati, akasia, sengon dan mahoni.

Jumlah ini menurut Taufik menjadikan tingkat kelestarian hutan di Gunungkidul masih cenderung aman. Meskipun demikian, dirinya mengaku khawatir bila tidak ada upaya sosialisasi pentingnya hutan kepada masyarakat, maka kerusakan akan terjadi.

Apalagi sebagian besar kerusakan hutan disebabkan oleh faktor manusia, misalnya bila terjadi pelebaran ladang oleh penduduk maupun aksi pencurian kayu. Belum lagi, kondisi iklim dan tanah di Gunungkidul menjadi kendala tersendiri bagi upaya pelestarian hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya