SOLOPOS.COM - M. Nuh (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka, Jumat (16/8/2013) lalu, mengklaim pihaknya telah menanggalkan gelar guru besar bagi Rudi Rubiandini sejak 2010 kala yang bersangkutan menjabat Kepala SKK Migas. Tetapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh rupanya tak beranggapan demikian.

Meski begitu, Nuh menyerahkan keputusan pencabutan status guru besar Rudi Rubiandini kepada pihak ITB. Nuh menegaskan pemberian dan pencabutan gelar fungsional seperti profesor atau guru besar adalah wewenang dewan di masing-masing perguruan tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jelasnya, baru bisa bertindak atas rekomendasi perguruan tinggi. “Barulah dari situ diserahkan ke Kemendikbud, kami akan menindaklanjuti,” kata Nuh.

Mendikbud mengaku telah berkomunikasi dengan rektor ITB untuk mengkaji gelar guru besar Rudi Rubiandini yang dinilai memiliki dampak besar bagi dunia pendidikan. Pengkajian harus dilakukan karena seseorang yang memiliki gelar guru besar harus memiliki kinerja baik dalam dunia pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

“Memang ini [kasus Rudi] case yang sangat khusus, terkait dengan etika moral. Oleh karena itu, saya sudah kontak ke rektor ITB,” katanya. Nuh berjanji proses pencabutan gelar di Kemendikbud hanya akan memakan waktu kurang dari 1 bulan setelah menerima rekomendasi dari ITB.

Rudi Rubiandini, salah seorang mantan guru besarnya yang belakangan menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (13/8/2013) lalu. Ia membantah melakukan korupsi, namun ia mengakui kemungkinan terjerat kasus penerimaan gratifikasi atau uang hadiah di luar gaji yang telah ditentukan.

Muka ITB pun tercoreng. Merasa turut bersalah dengan ulah guru besarnya itu, Rektor ITB Akhmaloka menyebut kasus itu merupakan kejadian yang memprihatinkan dan sangat tidak diharapkan. “Kami sadar hal tersebut cukup melukai hati masyarakat, karena itu kami memohon maaf atas kejadian ini dan siap mengklarifikasi semuanya,” katanya, Jumat lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya