SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BANDUNG — Muka Institut Teknologi Bandung (ITB) tercoreng kala Rudi Rubiandini, salah seorang mantan guru besarnya, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena disangka menerima gratifikasi. Merasa turut bersalah dengan ulah Rudi Rubiandini kala menjabat Kepala SKK Migas, perguruan tinggi sepuh itu menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini ditangkap KPK, Selasa (13/8/2013) menjelang tengah malam. Ia membantah melakukan korupsi, namun ia mengakui kemungkinan terjerat kasus penerimaan gratifikasi atau uang hadiah di luar gaji yang telah ditentukan.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Rektor ITB Akhmaloka mengungkapkan kasus tersebut merupakan kejadian yang memprihatinkan dan sangat tidak diharapkan. “Kami sadar hal tersebut cukup melukai hati masyarakat, karena itu kami memohon maaf atas kejadian ini dan siap mengklarifikasi semuanya,” katanya, Jumat (16/8/2013) sore.

Akhmaloka menjelaskan gelar guru besar ITB Rudi Rubiandini sudah ditanggalkan sejak 2010, seiring pemindahtugasan ke pemerintahan untuk bekerja di lingkungan BP Migas dan selanjutnya Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta terakhir di SKK Migas. Hal itu sesuai dengan peraturan bahwa jabatan guru ditugaskan ke tempat lain yang bukan merupakan perguruan tinggi, maka otomatis jabatan akademiknya sudah tidak dapat digunakan lagi. “Sejak saat itu yang bersangkutan tidak mengajar lagi karena sudah dibebastugaskan, termasuk tidak diberikan tunjangan atas jabatannya.”

Rektor ITB ini juga mengatakan sebagai institusi pendidikan yang sejatinya menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, ITB mendukung penuh segala upaya KPK dalam menangani kasus tersebut sesuai asas dan prosedur hukum berlaku. “Kami mewakili ITB secara keseluruhan menyampaikan rasa simpati dan empatinya yang mendalam kepada keluarga Rudi dalam menghadapi musibah tersebut.”

Pihak ITB mengimbau seluruh civitas academica-nya untuk selalu menegakkan nilai kebenaran dan kebaikan dalam melaksanakan tugas di lingkungan manapun. Himbauan tersebut dilakukan mengingat banyaknya anggota civitas akademika ITB yang juga bergabung dengan fungsi kerja lain atau di luar lingkungan kampus ITB. Menurutnya, semua harus menjalankan tugas dengan penuh amanah baik yang masih bertugas sebagai salah satu anggota civitas academica ataupun tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya